Achsanul Qosasi (AQ) – – Riwayat Pendidikan

Akhirnya AQ masuk di SMAN 42 Jakarta. By : An

Akhirnya AQ masuk di SMAN 42 Jakarta
Akhirnya AQ masuk di SMAN 42 Jakarta

Maduracorner.com.Bangkalan – Achsanul Qosasi (AQ) memulai pendidikan dikampung yang jauh dari hingar bingar Kota Sumenep. Desa Daramista Kecamatan Lenteng, merupakan Desa terpencil berjalak 45 perjalanan dari Kota Sumenep. Saat itu jalan penghubung dariKota ke Kecamatan masih berbatu tanpa aspal, transportasi yang ada hanya Dokar (delman), belum ada Angkutan kota. Faisilitas Pendidikan yang ada hanya 1 (satu) sekolah Dasar (SD) Daramista, yang merupakan satu-satunya sekolah yang melayani 12 Desa di Kecamatan Lenteng.

Di Kecamatan Lenteng Th 1972, belum ada Taman Kanak-Kanak (TK), sehingga AQ memulai pendidikan tanpa jenjang TK. Masuk SD saat usia masih 5 tahun, sehingga saat itu dilarang utk ikut belajar, karena umur masih belum mencukupi. Sementara hampir semua temannya diperbolehkan masuk sekolah. Akhirnya AQ mengaku bahwa umurnya sudah 6 tahun, sehingga dalam data Ijazah, tahun kelahiran berubah menjadi 1966 (semestinya 1967).

Selain sebagai Siswa SD, AQ juga memasuki Madrasah yang baru saja didirikan ditempatnya mengaji, namanya Madrasah Ibtidaiyah Nurul-Jadid. Kegiatan belajar semakin padat. Pagi sampai siang belajar Di sekolah umum, Sore jam 14.00 sampai jam 17.00 belajar Sekolah Agama Islam, dan sebelum maghrib harus pergi ke Surau untuk belajar Ngaji dan Al-kitab.

Sehingga dalam menjalani jenjang pendidikan, AQ memiliki 2 Ijazah setingkat SD, yaitu SD dan Madrasah. Seluruhnya dapat diselesaikan pada tahun 1978.

 

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Tahun 1979, AQ mendaftar SMPN I Sumenep, yang merupakan SMP favorit diantara 6 (enam) SMP yang ada di Kab. Sumenep saat itu. Memulai Pendidikan SMP merupakan perjuangan berat, karena jarak tempuh 10 Km dengan sepeda. Kondisi jalan rusak dan berbatu dan medan jalan yang sempit membuat jarak tempuh hampir 1 Jam. Berangkat jam 6.00 pagi, jam belajar dimulai jam 7.00 pagi. Bereangkat bersepeda dengan rombingan teman2 yang lain. Jam 13.00 pelajaran terakhir selesai dan kembali pulang bersepeda ditengah terik matahari atau hujan (jika musim hujan tiba).

Kondisi tersebut membuat fisik AQ tidak mampu mengatasi keadaan yang terjadi. Ditengah duka akibat meninggalnya Ibundanya (th 1978), dan disusul meninggalnya Ayahandanya (1979), AQ jatuh sakit (thypus) yang membuatnya absen tidak masuk sekolah selama 6 bulan. Berat badan drop sampai 38 Kg. Kurus, pucat dan menjadi anak yang tidak bergairah.

Diakuinya, bahwa dengan ketertinggalan pelajaran yang begitu lama, semestinya AQ tidak naik kelas (ke Kelas II SMP). Akan tetapi, karena ayahnya adalah seorang ulama besar yang disegani di Jawa Timur, maka sejumlah guru tetap memberikan nilai minimum yang membuatnya tetap naik kelas. Selain itu AQ masih memiliki waktu mengejar ketertinggalan pelajaran, karena adanya kebijakan pemerintah saat itu utuk memperpanjang masa pelajaran menjadi 1,5 tahun.

Pendidikan SMP ini diselesaikannya tahun 1981-1982.

 

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Masuk SMAN I Sumenep tahun 1982. Dilaluinya bersama teman SMP. Mayoritas siswa SMPN I, bisa diterima di SMAN I. Teman dan jadwal bermain tidak berubah, Perubahan hanya terjadi pada seragam menjadi celana panjang abu2 dengan kemeja putih.

Dimasa SMA ini masa depan sudah harus mulai dipikirikan, sejumlah teman sudah memutuskan utk menjadi Guru dan masuk sekolah SPG/PGA. Ada juga yang memutuskan mendalami ilmu agama dan mondok diluarkota. AQ-pun sudah mulai memikirkan masadepan pendidikan dan cita-citanya. Sepeninggal Almarhum KH Bahaudin Mudhary, kemampuan biaya pendidikan sudah mulai menurun. Akhirnya AQ memutuskan untuk pindah ke Jakarta mengikuti Kakaknya yang sudah lama tinggal dijakarta bersama suaminya.

Pindah ke Jakarta pada Bulan Januari 1984, dengan sejumlah kegundahaan yang luar biasa. Sekolah tujuan belum ada, AQ berangkat dengan bekal “surat pindah sekolah” yang ditandatangai Kepala Sekolah SMAN I Sumenep. Itulah senjata satu2nya berangkat ke Jakarta “mencari sekolah”.

Banyak cerita lucu yang dialami, belum pernah menginjak Kota besar spt Jakarta, dan langsung berjuang mencari sekolah dengan keterbatasan informasi yang ada. Sangat sulit menemukan sekolah yang bisa menerima murid baru, dipertengahan masa belajar (bukan tahun ajaran baru). Akhirnya AQ masuk di SMAN 42 Jakarta di kawasan Komplek Angkatan Udara : Halim Perdanakusuma-Jakarta Timur.

Ceritan menarik tentang perjalanan panjang, suka dan duka, dipendamnya dalam2, dan menjadi bagian dari riwayat pendidikan dalam hidupnya.

 

JENJANG UNIVERSITAS

Gagal di Universitas Negeri, th 1985, AQ masuk Universitas Swasta: Universitas Pancasila. Perjalanan memasuki jenjang sarjana dilewati dengan cara wajar dan tanpa kisah khusus. Semuanya berjalan sebagaimana mahasiswa yang lain, karena saat itu kondisi mahasiswa masih berada dibawah pengawasan ketat pemerintah.

 

Sarjana Ekonomi diraihnya tahun 1989.

Sedangkan Pendidikan Master S2 didilakukan Di Manila Philippines di Jose Rizal University. Yang ditekuninya sejak tahun 2001.

 

Pos terkait