Tidak ada tumpukan abu vulkanis. By : Brama Yoga Kiswara

Maduracorner.com.Bangkalan – Banyak kisah menarik seputar erupsi Gunung Kelud yang meluluh lantakkan sejumlah daerah di Jawa Timur. Salah satu bukti nyata yang berhasil direkam beritajatim.com, Senin (17/2/2014) hari ini adalah, sebuah Punden (makam-red) di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, justru tak terjamah erupsi Kelud.
Ketika ribuan rumah warga Desa Pandansari, rusak akibat terjangan hujan batu dan abu vulkanik Gunung Kelud, Punden Mbah Bendol, justru selamat dari amukan Kelud. Siapa sebenarnya Mbah Bendol?
Penelusuran beritajatim.com, Mbah Bendol adalah bernama asli Suwandi. Ia akrab disapa Mbah Bendol karena selalu memakai blangkon (Topi Khas Masyarakat Jawa-red). Bendol, karena blangkon itu punya benjolan di belakangnya. Sehingga, Suwandi kerap disapa dengan panggilan Mbah Bendol.
Warga di Pandansari dengan 7 dusunnya, menyebut Mbah Bendol adalah orang pertama yang mendiami kawasan Pandansari dan sekitarnya. Tak jelas dari mana asal-usul Mbah Bendol, warga menyebut jika keberadaan Mbah Bendol, punya silsilah darah priyayi dari Jawa Tengah. Benarkah Mbah Bendol adalah keturunan raja? “Mbah Bendol adalah yang babat alas Desa Pandansari, Ngantang. Punden atau makam ini, sudah ada sebelum kami lahir,” terang Ngatmadi (68), warga Dusun Munjung, Desa Pandansari, Ngantang, Kabupaten Malang, Senin (17/2/2014).
Kata Ngatmadi, Mbah Bendol ada kaitannya dengan keberadaan Gunung Kelud. Terbukti, saat erupsi Kelud pada Kamis (13/2/2014) malam lalu, makam Mbah Bendol, justru selamat dari terjangan hujan batu ataupun debu vulkanis.
Ada 2 makam yang tertutup cungkup. Cungkup, adalah sebuah bangunan mirip rumah namun tidak terlampau tinggi dan lebar. 2 makam yang bersandingan itu, adalah jasad Mbah Bendol dan istrinya yang bernama Mbah Mentrik. Persis disebelah punden, terdapat pohon beringin sangat besar. Beritajatim sempat melihat dari dekat dan masuk ke area punden.
Aneh, genting diatas punden Mbah Bendol, nyaris tidak ada debu vulkanis. Susunan genting dan kayu punden masih tertata rapi. Padahal, jarak punden dengan rumah-rumah warga yang hancur, tak sampai 30 meter. Beberapa pohon diarea pun juga masih berdiri tegak. Pohon beringin yang menaungi makam, bahkan masih terlihat hijau segar. Berdiri tegak dan jauh dari jamahan abu vulkanis.
Pohon beringin itu juga terlihat masih hijau merona. Tak terlihat merangas apalagi kering akibat sapuan abu vulkanis. Melihat fakta itu, punden Mbah Bendol, menjadi satu-satunya bangunan yang selamat dari erupsi Gunung Kelud. “Mbah Bendol semasa hidupnya dikenal orang yang sederhana dan baik budi pekertinya,” kata Ngatmadi.
Dengan keanehan ditengah dampak erupsi Kelud di Ngantang, punden Mbah Bendol pun menjadi lokasi yang menganggumkan bagi Tim SAR, Relawan hingga Petugas TNI yang bertugas di Ngantang. Beberapa anggota berbaret ungu yang kebetulan sedang membersihkan kampung tak jauh dari punden Mbah Bendol dibuat takjub.
“Yang dimakamkan di punden ini pasti bukan orang sembarangan. Buktinya, kondisi makamnya saja masih utuh. Tidak ada tumpukan abu vulkanis sedikitpun,” kata Heri Ahmad, seorang relawan bencana kagum. [yog/kun]
Sumber : beritajatim.com