
Bangkalan, maduracorner.com – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang selama ini kerap kali menuai polemik, diyakini akibat sistem dalam tataran tekhnis yang kurang baik.Maka untuk meminimalisir hal tersebut, panitia pelaksana pilkades Desa Banyuajuh di Kecamatan Kamal melakukan upaya perubahan mekanisme dengan cara komputerisasi.
Melalui mekanisme yang menggunakan sistem informasi teknologi (IT) tersebut, surat suara diberi kode. Penggunaan teknologi modern ini bertujuan untuk meminimalisir kecurangan-kecurangan saat proses pemilihan berlangsung. Misalnya, untuk mengantisipasi adanya pemilih ganda.
“Kami melibatkan tim IT dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Jadi semua pemilih sudah terdaftar dalam software. Maka semua sudah diketahui siapa saja yang memiliki hak suara,”kata Ketua Pelaksana Pilkades Banyuajuh, Drs. Ir Sugiono kepada maduracorner.com, senin (15/6/2015) pagi.
Ia menjelaskan, sistem pemilihan tetap manual dengan cara mencoblos. Namun surat suara yang sudah diberi kode akan muncul dimonitor. Dengan demikian, surat suara hanya bisa digunakan satu kali saja. Sehingga warga desa lain yang tidak terdaftar tidak bisa mencoblos.
“Dengan sistem ini pemilihan berjalan lancar dan akan mempercepat proses penghitungan karena secara otomatis muncul di monitor. Segala bentuk kecurangan bisa ditekan sekecil mungkin. Jadi sekalipun menggunakan komputerisasi, proses penghitungan secara manual tetap kami gunakan,”ulasnya.
Camat Kamal, Ach. Faisol menambahkan, mekanisme seperti ini merupakan sebuah terobosan baru untuk menanggulangi kekisruhan saat pemilihan dan penghitungan suara. “Kalau pakai IT seperti ini, pelaksanaan pilkades lebih cepat dan pencapaian pemilih bisa terdeteksi langsung,”tandasnya. (her/mad)
Penulis: Heriyanto
Editor: Mamad el Shaarawy