pembaca: 262
Tempatnya tidak terlalu jauh dari Keraton Sumenep. By : An
Maduracorner.com.Bangkalan – Di desa Kalimo’ok tepatnya di Sebelah timur lapangan terbang Trunojoyo Sumenep terdapat makam atau kuburan/Asta K.Ali Barangbang. Mengapa dikatakan Barangbang, karena terletak di dusun Barangbang. K. Ali Barangbang mempuyai silsilah dari Syekh Maulana Sayyid Jakfar, As Sadik atau dikenal dengan Sunan Kudus yang mempunyai keturunan Pang. Katandur yang mempunyai empat anak yaitu : K. Hatib Paddusan, K. Hatib Sendang, K. Hatib Rajul, K. Hatib Paranggan. Dari Putra pertamanya diberi keturunan K. Ali Barangbang yang wafat 1092 H.Semasa hidup K. Ali adalah merupakan seorang ulama besar dan penyiar agama islam yang sangat disegani. Bahkan raja Sumenep juga berguru ke K. Ali.
Konon menurut sejarah beliau. K.Ali mempunyai kelebihan diluar nalar, binatang (kera) di ajari berbicara bahkan sampai bisa mengaji. Pada waktu Sumenep pemerintahannya masih berbentuk kerajaan. Seorang raja mempunyai anak, dititipkan k. Ali untuk belajar mengaji. Ringkas cerita, pada saat belajar mengaji Putra Raja tersebut dipukul oleh K. Ali. Setelah itu Putra Raja pulang dan mengadukan sikap K. Ali pada sang Raja. Jelas raja sangat marah namun Raja tidak langsung menghukum K. Ali namun memerintahkan sang prajurit untuk memanggil K. Ali dan menanyakan alasan kenapa putranya sampai dipukul. Tanpa rasa takut K. Ali menjawab bahwa sebenarnya dia tidak berniat memukul putra raja melainkan kebodohan yang menemani putra raja. Mendengar jawaban tersebut raja tersinggung putranya di anggap bodoh, dengan marah kemudian raja mengatakan hal yang sangat mustahil, raja mengatakan bahwa jika memang K Ali bisa membuat orang pintar dengan memukul maka k. Ali bole pulang membawa kera dengan syarat harus bisa mengajari sang kera mengaji.
Ringkasnya sang kera dibawa oleh K. Ali ke rumahnya, dan setiap malam K. Ali mengajak sang kera untuk memancing bersamanya, hingga pada suatu malam tepatnya malam ke 39, K. Ali memberikan tali tambang yang terbuat dari sabut kelapa kepada sang kera dengan cara mengikatkan pada jarinya lalu dibakar. Sambil berkata K. Ali kepada kera : “Hai kera jika sampai pada jarimu api itu dan terasa panas di tanganmu maka teriklah dan katakan panas…” saat itulah kera bisa berbicara dan akhirnya sang kera bisa mengaji.Tiba saatnya sang kera untuk pulang ke keraton dan menunjukkan kemampuannya untuk mengaji. Di keraton K. Ali mengadakan pertemuan besar dengan raja dan disaksikan oleh para punggawa kerajaan sekaligus mengadakan pesta. Setelah semua berkumpul, kemudian sang kera di beri Alquran, dan betapa terkejutnya sang raja beserta para punggawa yang hadir ketika melihat dan mendengar kera mengaji dengan indah. Setelah selesai mengaji K. Ali melemparkan pisang kepada kera dan berkata “Ilmu Kalah Sama Watak” yang dalam bahasa maduranya “Elmo Kala ka Bebethe’”. Dan raja pun ikut berbicara bahwa barangsiapa yang menuntut ilmu tidak menginjak tanah brambang maka ilmunya tidak syah.
Begitulah kisah cerita K. Ali yang rasanya sangat sulit di terima dengan akal sehat dan itulah kelebihan K Ai sampai sekarang Asta K. Ali Brangbang tidak pernah sepi dari peziarah.
Deskripsi Pengolahan / Pengembangannya
Desa : Kalimo’ok
Kecamatan : Kalianget
Nama Jenis Potensi Wisata : Asta Gumuk (Brambang)
Luas Area : 100m x 150m
Sarana dan prasarana : Kamar Mandi/Toilet & Jalan Batu
Karena banyaknya pengunjung yang ingin berziarah kepada K. Ali, jadi perlu adanya pengembangan atau pemegaran tempat seperti Musollah, Tempat peritirahatan, dan tempat parkir.
Kuburan biasanya menjadi tempat yang menakutkan, tapi di Asta Gumuk ini saya merasakan suatu kesenangan yang berbeda.
Asta Gumuk ini terletak di dusun Brambang, Kalianget – Sumenep. Tempatnya tidak terlalu jauh dari Keraton Sumenep.
Tulisan ini berdiri di atas bangunan berbatu bata putih khas pulau Madura.
Asta Gumuk adalah tempat peristirahatan terakhir Kyai Ali. Beliau mempuyai silsilah dari Syekh Maulana Sayyid Jakfar, As Sadik atau dikenal dengan Sunan Kudus. Semasa hidupnya beliau merupakan ulama yang disegani dan (konon katanya) beliau bahkan bisa membuat seekor kera mengaji.
Dari depan sebenarnya pemandangannya kurang menarik, makam-makam ini kurang teratur rasanya.
Namun saat mulai menyentuh jalan panjang ini, rasanya WOW… Sampai saya berulang-ulang memaki dalam hati “GILA ! BAGUS BANGET SIH !!!!”
Oya di samping jalan utama ada sebuah pompa air yang sudah tua sekali. Tampaknya sudah tidak bisa digunakan.
Masuk ke dalamnya saya semakin kagum. Saya suka arsitektur makam ini. SUKA SEKALI! Walaupun ada beberapa bagian yang roboh tapi saya gak bisa berhenti untuk berdecak kagum. I mean… ini udah tua begini aja masih punya daya tarik yang luar biasa, apalagi saat baru dibangun dulu…
Untuk teman-teman yang berkesempatan travelling ke Sumenep saya rasa rugi kalau melewatkan Asta Gumuk ini ,.
Dikutip : dari berbagai sumber