Balai Karantina | oleh Didien

Maduracorner.com,Bangkalan- Sejak dioperasikannya Jembatan Suramadu, Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan mengaku kesulitan dalam melakukan pengawasan dan pendeteksian hewan, baik hewan yang masuk ke Madura maupun hewan yang keluar. “Kami benar-benar kesulitan pak dalam medeteksi penyakit, karena petugas kami terbatas, sedangkan arus lalu lintas sangat padat,” terang Kepala stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan, drh Cicik Sri Sukarsih, Senin (05/11).
Oleh sebab itu kata Cicik Sri Sukarsih, untuk mendeteksi adanya hewan yang masuk dan hewan yang keluar dari Madura, pihaknya bekerjasa dengan daerah tujuan. “Kami senantiasa memperketat hewan yang masuk ke sini dengan bekerja sama dengan daerah tujuan ataupun daerah pengeluaran,” tutur Cicik Sri Sukarsih.
Disamping itu kata Cicik Sri Sukarsih, stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan bekerjasama dengan aparat penegak hukum, khususnya polisi dalam penegakan UU N0 16 tahun 1992 tentang karantina hewan, karantina tumbuhan dan karantina ikan.
Lebih lanjut Cicik Sri Sukarsih menjelaskan, selain penegakan UU no 16 itu, pihaknya juga senantisa melakukan pengawasan dan pemeriksaan semua pintu masuk dan pintu keluar yang menghubungkan pulau madura dengan pulau lain. “Untuk mendekteksi hewan yang masuk ke Madura ini, semua pintu kelaur dan masuk baik darat maupun lautan selalu kami awasi,” katanya.
Untuk mengoptimalkan kinerja dari Stasiun karantina ini, pihaknya juga sudah mengusulkan dana ke pemerintah untuk pembelian alat pendteksi penyakit hewan ternak. “Penyakit yang paling kita kuatirkan itu penyakit sapi Brucellosis,” pungkas Cicik Sri Sukarsih. (din/min).