“La akembhang” By : citromduro
Maduracorner.com.Bangkalan –
Ada sebuah pepatah dalam bahasa Madura yang menurutku itu bukan sekedar suatu ungkapan tapi juga merupakan sebuah filosofi. Sebuah ungkapan yang berbunyi Bapak Babuk Guruh Ratoh suatu ungkapan yang mengandung makna bahwa kedua orang tua (Bapak Babuk) adalah urutan pertama yang harus kita hormati, baru pada urutan berikutnya adalah guru (Guruh) baru hormat pada pemerintah/pimpinan (Ratoh). Kata seorang mubaligh yang pernah saya dengar dalam sebuah pengajian, orang tua adalah guru pertama kita. Jadi hormat pada orang tua memiliki dua rasa hormat, selain memang sebagai orang tua kita dan yang terutama harus kita hormati, beliau juga yang pertama kali mengajar kita tentang apa yang harus kita pelajari.
Namun pada realita kehidupan, kehormatan dan kepatuhan kepada orang tua terkalahkan pada kepatuhan pada pimpinan. Banyak anak manusia yang lebih hormat dan patuh pada pimpinannya dari pada hormat dan patuh kepada orang yang telah menyebabkan keberadaannya. Padahal tanpa orang tua kita yang menyebabkan kita terlahir kedunia dan mengenal dunia serta isinya, namun kenapa seakan kedua orang tua dinomor duakan? Apalagi seorang anak manusia yang sudah mempunyai kedewasaan dan kemapanan dalam hidup, seakan mereka lupa akan kondratnya sebagai seorang anak manusia yang lahir kedunia karena orang tuanya.
Dalam istilah maduranya “La akembhang” (sudah bersayap, sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup tidak tergantung pada tetes air susu ibu dan keringat bapak yang sudah mulai mengering). Apakah karena orang tua selalu dekat dengan kita sehingga sedikit bicara kasar dianggap hal yang biasa, sedangkan untuk bicara dengan pimpinan kita selalu menunduk seakan takut untuk menatap raut wajahnya.
Disadari atau tidak kita telah menjadi anak yang durhaka terhadap orang tua, semoga saja beliau – beliau mau memberikan pengampunan atas segala kesalahan yang telah kita perbuat selama ini untuk mendapat riho dari Allah SWT