
Maduracorner.com, Bangkalan-Belasan wartawan media cetak dan elektronik yang tergabung dalam KWB (Komunitas Wartawan Bangkalan) Kamis (20/12) mendatangi Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap insiden kekerasan mental terhadap wartawan oleh oknum Kemenag di Pamekasan. Dalam insiden itu juga dikabarkan bahwa salah satu wartawan disana telah dianiaya oleh sekelompok preman saat menggelar aksi protes di Kantor Kemenag Pamekasan.
Peristiwa itu sendiri ditengara dilatarbelakangi pemberitaan di sebuah media cetak harian lokal tentang sinyalemen pungutan liar atau pemotongan gaji para guru madrasah yang bernaung di bawah Kemenag Pamekasan.
“Kami datang kesini sebagai bentuk solidaritas sesama pers. Bahwa telah terjadi ancaman dan pemukulan yang menimpa wartawan di Pamekasan. Ancaman sendiri disinyalir dilakukan oknum pejabat kemenag Pamekasan,” terang Sekretaris KWB, Sodik Ramadani.
Ia menjelaskan, pihaknya tidak ingin kasus serupa terjadi di Kabupaten Bangkalan pada masa mendatang. Karena tindakan tersebut jelas melanggar undang-undang yang ada. Jika memang ada permasalahan terkait pemberitaan, maka yang bersangkutan dapat melakukan gugatan keberatan dengan cara yang benar sesuai ketentuan UU yang mengatur tentang pers.
“Kalau memang ada pemberitaan yang tidak berkenan atau merasa dirugikan, maka yang bersangkutan boleh mengajukan hak jawab. Ini diatur dalam undang-undang pers. Jangan pakai kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan,” ucapnya.
Kontributor TVRI ini juga meminta kepada pejabat kemenag jika nantinya ada permasalahan terkait pemberitaan, diharapkan protesnya disampaikan dengan aturan main yang sudah ada.
“Sekarang sudah tidak zaman lagi memakai ancaman dan kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan terkait pemberitaan. Apalagi pelakunya disinyalir adalah oknum pejabat di kemenag,”paparnya.
Menanggapi itu, Kepala Kemenag Bangkalan, Amin Mahfud, kepada para wartawan mengaku sependapat. Bahkan pihaknya juga sangat menyayangkan terhadap apa yang dilakukan oknum pejabat kemenag di Pamekasan tersebut.
“Saya sangat prihatin dan menyayangkan itu bisa terjadi. Oleh karena itu, secara pribadi dan institusi, saya meminta maaf atas kejadian ini,” terang Amin.(krs)