Catatan Musik Bangkalan

Bangkalan, maduracorner.com – Bidang seni musik telah mendarah daging bagi masyarakat Bangkalan. Jika pada zaman dahulu Sultan Abdul Kadirun, penguasa Keraton Bangkalan memiliki “Gamelan Ratna Dumilah” yang terkenal itu. Pemkab Bangkalan di era 70-80an punya Grup Band Plat Merah yang Berjuluk “CakraNada”. Yang dikomando langsung R. P. Su’udin Achmad (Drum), salah seorang putra daerah skaligus pewaris trah (garis keturunan) Keningratan Keraton Bangkalan. Bersinergi membentuk ‘Home Band’ lingkungan Pemkab bersama R. P. Hamid mustari (gitar), Om Ramli (vokal), Om Pu an (Bass), Hasan Tedja (keyboard), om Majid Asnoen ( vokal/ perkusi), om Wahed ( saxophone) diawali dgn keberhasilannya menjuarai berbagai festival musik tingkat lokal maupun propinsi, termasuk kemunculan rutinnya tampil kolaborasi dgn para musisi lain serta melibatkan pelaku seni tradisi spt “Usman Jati” Cakranada tampil di acara TVRI Stasiun Surabaya pada medio 70 – 80 an. Juga komponis legendaris Bangkalan Pak M. Irsyad yg punya reputasi skala nasional. Di jajaran pendidik senior musik yang perduli dlm memajukan Lagu2 Madura lewat media musik Vokal maupun musik Keroncongnya macam M Thoib, Musleh, Chairul Huda. Pada dunia tarik suara/ vokal kita juga bisa tahu nama-nama beken seperti M Gufron, Lilik Ipung, Evie Gaffar, atau bakat-bakat alam macam Om Dibyo, Om Rudi Cristna, menjadikan Bangkalan saat itu sangat disegani di wilayah musik terutama di Madura. Dan berjalannya waktu menggiring khazanah ini pada generasi yang tak juga putus. Kita juga akan ingat masa keemasan Rock 80-an. Bangkalan menjadi kiblat musik Madura event konser dan pentas musisi band papan atas nasioanal seperti Elpamas (elek2 Pandaan, Mas), Red Spider, Ita Rasio (Ita Purnamasari), Andromedha pernah beberapa kali meramaikan panggung belantika musik Rock di Bangkalan. Dan kita juga masih ingat sebuah Band angkatan muda tahun 80-an begenre Rock macam CA. Rock Band (di bawah bimbingan R.P. Su’udin Achmad) yang dikomando lansung oleh seorang musisi sekaligus promotor muda Imin Syaputra yang pada waktu itu tak ubahnya Log Zhelebour Bangkalan. Kita juga punya Band Dynamic yang berprestasi dilingkup Rocker Jawa Timur. Hingga dekade 90-an banyak tercatat band muda macam Metal God (Jon Dawet cs) Red Angel (HGD cs), Hexas (Handoko cs), Sailor (Pa’i cs), Bodo’ah (Anto cs), yang seiiring degan siklus permusikan juga bermunculan band band baru di era itu. Macam Warna Band (Usman cs), Adek Band (Ace cs). Mereka menunjukkan sebuah eksistensi yang cukup kualitatif dan ini tak lepas efek globalisasi yang tak bisa menghindar dari munculnya Generasi “MTV” yang ‘gue banget’ itu. Di era 2000-an kita juga bisa melihat band band anak muda Bangkalan juga tidak kalah dengan para seniornya. Di era ini kesadaran anak band sudah merujuk pada sebuah karya. Terbukti ada beberapa band macam CA.Rock Junior (HBD cs), 1127 (Yanto cs), Green Word (Wijaya cs), Step + (Joe cs), dan masih banyak lagi yang tidak seperti kami sebutkan satu persatu membuktikan bahwa generasi muda tetap inten dan mampu bersaing di kancah permusikan. Baik dalam even festival maupun persaingan pada sebuah kekaryaan. Musik Melayu dan Dangdut? Sejak dulu masyarakat Madura sudah mencintai genre musik yang satu ini. Bisa kita lhiat dalam even prestas ada Andi KDI, Dahlia KDI, boleh menjadi penerus era Ali Usman atau kemudian Endang Maemunah, Anies Fitria yang sempet viral di eranya juga ikutan meramaikan di kancah nasional. Namun di sisi yang lain masih ada yang memilih jenis yang tidak “Populer” seperti band Balada-nya Cakung cs. Pelestarian spirit kekayaan dan kearifan lokal juga masih saja bisa kita lihat dengan “Kekuatan” yang signifikan. Semisal pada masa sekarang mulai tahun 2008-2018 terbukti masih eksisnya kelompok-kelompok hadrah di beberapa pesantren juga berkembang pada komunitas di luar pesantren. Dan tak lupa pula seorang komposer muda seperti Adrian Pawitra dalam upaya melestarikan dan mengembangkan musik Madura khususnya lagu-lagu Madura, beliau banyak mengcompose hingga memproduk album serta menerbitkan buku tentang kumpulan lagu-lagu Madura. Pemusik tradisi macam Sudarsono dengan Tarara-nya sampai saat ini tetap inten berproses. Belum lagi beberapa musisi muda Bangkalan yang memperoleh sentuhan akademisi seperti Mas Memet CH Slamet (sudah Menasional dengan Gang Sadewa ISI Jogja), Mas Zoel Mistorhify (Menasional dgn Sonoseni ISI Solo), Alm Badrus IKJ, HGD ISI Jogja, Rama Cristna IKJ, Omy ISI Jogja, Panji ISI Jogja, Rifal ISI Jogja. Pada lembaga pendidikan ada beberapa generasi muda macam Topik, Lidya, Ilham, Riri, Ekita, Dimas, dan mungkin masih banyak lagi. Dari smuanya yang tersebutkan di atas sangat jelas memberi warna tersendiri dalam kontek memajukan seni musik dan senimannya di Bangkalan. Maka apa pun bentuknya, tradisi, rock, pop, dangdut, kontemporer atau apalah. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mendudukan seni musik sebagai potensi seni strategis yang demikian prospektif untuk dikembangkan dan dimajukan. Smg bermanfaat…. Nb = Mohon maaf, bila tulisan di atas saya tidak dapat secara keseluruhan menyebut seniman – seniman ato pencapaian prestasi karyanya yang ada. Ini semata keterbatasan saya termasuk akurasinya. Namun tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormat pada masing2 seniman seniman yang bersangkutan yang terlewat belum sempat disebut. Penulis Hendra Gemma Dominat By Jiddan

Pos terkait