Catatan perjalanan Wartawan MC.com Ke Banjarmasin Kal-Sel Bagian terakhir

pulau kera di kabupaten Kuala Barito propinsi Kalimantan Selatan

pulau kera di kabupaten Kuala Barito propinsi Kalimantan Selatan

Melihat wisata Pulau Kera I oleh : A.Shohib

Maduracorner.com,Banjarmasin– selain mengunjungi pasar terapung di kota Banjarmasin, selama di Kalimantan Selatan saya juga berkunjung ke pulau kembang atau yang populer dengan sebutan pulau kera di kabupaten Kuala Barito propinsi Kalimantan Selatan. Untuk sampai ke pulau yang hanya berpenghuni Kera ini saya harus menempuh perjalanan sungai selama kurang lebih 45 menit dengan naik perahu Klotok.

Sepanjang perjalanan menuju ke pulau Kera ini, di pinggir sungai Barito banyak berdiri sawmil-sawmil yang memproduksi kayu gelondongan menjadi kayu olahan, saya juga melihat ratusan kayu gelondongan yang baru ditebang dari hutan dan dibiarkan mengapung di pinggir sawmil-sawmil itu.

Aktifitas sawmil disepanjang sungai itu, tentunya membuat sungai Barito menjadi dangkal akibat limbah dari sawmil-sawmil itu.

45 menit perjalanan sungai, sampailah saya di wisata alam pulau kembang. Pulau yang luasnya hampir 5 hektar dan berada di perairan sungai barito ini tidak ada perkampungan dan hanya di huni oleh kera.

Kera-kera yang ada di pulau kembang ini jumlahnya sangat banyak sekali. Kera-kera ini sangat bersahabat dengan para pengunjung, sebab kera di pulau ini hanya bisa makan buah seperti buah jeruk dan pisang, serta kacang apabila ada masyarakat yang berkunjung ke pulau tersebut.

Jadi para pengunjung yang mau berwisata ke pulau kera harus membeli buah-buahan, biasanya para pengunjung membeli buah buahan yang ditawarkan oleh pedagang yang berjualan di sepanjang sungai barito dengan menggunakan perahu jukung atau perahu kecil yang menjajakan ke perahu klotok yang biasa ditumpangin atau disewa para wisatawan yang akan menuju pulau tersebut.

Yati salah seorang pemandu wisata pulau kera menjelaskan, kera-kera yang ada di pulau Kera ini di kelompokkan menjadi lima kelompok. “Kalau tidak di gabung atau di kelompokkan kera kera itu akan berantem,” kata Yati kepada saya

Dijelaskan Yati, terjadinya perkelahian sesama kera, apabila ada geng kera kelompok lain masuk ke geng kera lainnya. “Makanya kalau ada kera berkumpul dan masuk ke geng lain kita panggil agar tidak sampai berantem,” tutur Yati.

Selama di Banjarmasin saya menyempatkan mencicipi sejumlah kuliner yang merupakan makanan khas kota Banjarmasin diantaranya ketupat Kandangan, nasi kuning dan makanan khas lainnya. Setalah tiga hari di Banjarmasin Kalsel, saya akan melanjutkan perjalanan menuju kota Palangkaraya Kalimantan Tengah. (min/habis)

Pos terkait