Dari Pamekasan hingga ke JERMAN*
All your dreams can come true if you have the courage to pursue them. –Walt Disney.
Tahun 2006 setelah lulus dari MAN Pamekasan, Jawa Timur saya bersyukur karena diterima di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Sains dan Teknologi, Prodi Pendidikan Matematika melalui jalur PBUCM singkatan dari Penerimaan Bibit Unggul Calon Mahasiswa (sejenis PMDK).
Perkuliahan di tahun-tahun awal terasa cukup berat karena saat itu kota Jogja baru saja mengalami gempa dahsyat yang meluluh lantahkan banyak bangunan termasuk beberapa gedung UIN Sunan Kalijaga. Akhirnya perkuliahan untuk Fakultas kami (Fakultas Saintek) dipindahkan ke Hotel UIN Sunan Kalijaga di daerah Maguwoharjo, dekat bandar udara Adi Sucipto.
Dengan alasan keterbatasan ekonomi orang tua, saya memilih untuktinggal satu kost berukuran 3×4 bersama kakak kandung yang saat itu sedang menyelesaikan skripsi di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Jarak antara kost dan kampus sementara yang lumayan jauh tersebut memaksa saya untuk mengayuh sepeda ontel karena ongkos naik angkutan umum terasa memberatkan (saat itu ongkos angkot PP Rp. 4.000,-). Saya sering berangkat lebih awal sebelum perkuliahan dan mampir ke masjid untuk beribadah dan sekedar mendinginkan keringat. Secara jujur memang terkadang hati terasa ‘terpukul’ ketika di jalan raya melihat banyak teman lain dengan nikmatnya melaju dengan sepeda motornya apalagi saat panasnya terik matahari di siang hari yang seakan-akan membakar kulit, namun ada sesuatu bisikan hati yang selalu kuyakini bahwa “roda nasib pasti berputar, asal kita mau mengayuhnya, semakin kencang kita mengayuh semakin kencang pula roda nasib tersebut berputar, seperti halnya dengan roda sepeda yang sedang kuayuh ini!!”, motivasi seperti inilah yang selalu membuatku tak pernah lelah dalam mengejar mimpi.
Setelah lulus dari UIN Sunan Kalijaga pada bulan Desember tahun 2010, saya mencoba beberapa kesempatan beasiswa baik di dalam maupun luar negeri. Informasi-informasi mengenai beasiswa tersebut saya dapat darilaman web, millist, info dari dosen, info di papan pengumuman dan teman. Saat ini informasi-informasi seperti ini sangat mudah didapatkan baik dari grup-grup facebook atau menuliskan hashtag #beasiswa #scholarship di Twitter maka cukup menunggu sekejapan mata informasi tersebut memenuhi layar leptop kita atau dalam istilahnya “kalo zaman dulu kita mencari beasiswa tapi saat ini beasiswalah yang mengejar-ngejar kita”. Jadi sekarang tergantung dari kita sendiri yang mau memperjuangkannya atau tidak.
Dengan bekal ilmu selama studi di UIN Sunan Kalijaga dan aktif dalam kegiatan kampus diantaranya menjadi Asistensi Dosen beberapa mata kuliah dan praktikum, mengurus kelompok bahasa Arab bernama MAJLUGHA (Ketua), aktif di UKM Karate INKAI (Atlit, MPA, Pelatih), juga mengikuti kegiatan di luar kampus seperti kelompok kreatif Mahasiswa se-Jogja yang bernama Sourch of Inspiration Club (Koordinator kampus UIN), aktifitas kemasyarakatan di daerah tempat tinggal serta pengalaman bekerja di bimbingan belajar (tentor), Gadjah Mada Mengajar (Volunteer), Taman Pintar (Volunteer), berjualan kue lebaran, dll. Dengan bekal pengalaman tersebut, do’a dari orang tua dan bantuan orang-orang sekitar maka saya berani bersaing dengan Mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk meraih beasiswa Pemerintah Turki dan puji syukur alhamdulillah saya diterima sebagai salah satu penerima beasiswa Master of Mathematics and Science Educationdi Marmara University, Istanbul. Salah satu kampus terbaik yang ada di Turki. Meskipun beasiswa Pemerintah Turki relatif tidak terlalu besar apalagi bagi saya yang kuliah di kota Istanbul yang notabanenya merupakan kota termahal di Turki, namun saya beruntung ada perhatian yang tinggi dari Pemerintah RI salah satunya melaluiBeasiswa Unggulan (BU) dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kemedikbud RI yang sangat konsen pada usaha peningkatan kualitas SDM Indonesia sesuai dengan tujuannya yaitu untuk meningkatan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia yang mendukung percepatan pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah mengikuti kelas persiapan bahasa Turki dan menjalani perkuliahan selama dua semester saya kembali mendapatkan kepercayaan lagi kali ini dari Marmara University untuk terbang ke Technische Universitat Braunschweig (TU Braunschweig), di kota Braunschweig, Germany dalam program exchange studentsselama satu semester (Oktober 2013-Maret 2014).
Saat pertama kali terbang ke Jerman saya teringat dengankota asalku yaitu Pamekasan. Salah satu kota yang ada di Pulau Madura-Jawa Timur, Kota dimana saya menamatkan SD hingga SLTA, kota dimana saya menghabiskan masa kecil hingga remaja dan kota dimana saya belajar banyak tentang kehidupan. Sungguh tidak terbayang sebelumnya hingga akhirnya saya benar-benar pergi ke negara Jerman untuk menggapai cita-cita.
Braunschweig merupakan salah satu kota di Negara bagian Niedersachsen (Jerman adalah negara federasi terdiri dari 16 negara bagian), kota ini merupakan kota terluas kedua setelah Ibu kota Negara bagian yaitu Hannover. TU Braunschweig merupakan kampus teknik tertua di Jerman yang didirikan pada tahun 1745 dan masuk dalam TU9 yang merupakan suatu asosiasi sembilan Universitas Teknik terbaik di Jerman serta masuk kategori sepuluh universitas terbaik di Jerman dalam bidang Research. Keberadaanku di TU Braunschweig dalam rangka melakukan penelitian thesis dan mengikuti beberapa kursus seperti kursus bahasa Jerman, Developing english writing skill for research serta mengikuti beberapa aktivitas extra campus bersama mahasiswa internasional lainnya.
Bagiku, terus berusaha mengembangkan kemampuan diri mutlak dilakukan bagi para Cendikiawan salah satunya dengan menempuh studi di luar negeri. Kuliah di luar negeri memberikan kita pengalaman baru dan banyakmanfaat dalam hidup ini. Seperti kata Albert Einstein “somewhere, something incredible is waiting to be known”. Kita akan berinteraksi dengan budaya akademik yang berbeda, bertemu dengan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia sertamemperkayaperspektif dan pola pikir.
Melalui tulisan ini saya ingin mengucapkan bahwa Mahasiswa asal Indonesia tidak boleh pesimis,jika kita mau memperjuangkannya maka kita pasti akan mampu bersaing dengan mahasiswa dari Universitas lain baik di tingkat Asia bahkan Internasional, seperti halnya makna dari kalimat bijak di atas yang saya pilih untuk mengawali tulisan ini yaitu “semua impian kita pasti akan terwujud, jika kita mau memperjuangkan impian-impian tersebut.”
Terakhir, tidak ada maksud untuk membanggakan diri dalam tulisan ini, karena tulisan ini hanyalah senoktah tinta dan saya yakin masih banyak dari Mahasiswa lainnya yang lebih berprestasi, lebih melanglang buana, bahkan telah berkontribusi secara nyata untuk tanah air tercinta. Oleh sebab itu saya juga berharap suatu hari nanti sambil menyerup kopi hangat bisa membaca tulisan atau pengalaman dari sahabat-sahabat yang lain.
Braunschweig, 14Februari 2014
*Oleh: Budy Sugandi
Salah satu kandidat Penerima Beasiswa Unggulan (BU) BPKLN Kemdiknas RI
Master of Science and Mathematics Education
Marmara Üniversitesi-Turkey