Maduracorner.com, Sumenep– Ratusan petani garam di kabupaten Sumenep Jawa Timur, menggelak aksi unjuk rasa ke kantor DPRD Sumenep. Aksi tersebut dilakukan karena harga garam Anjlok pada saat panen raya. Aksi petani garam itu berakhir Ricuh, para pengunjuk rasa melempari gedung DPRD Sumenep dengan dengan puluhan sak garam. petani mendesak agar pemerintah menghentikan impor garam yang menjadi penyebab Anjloknya harga garam Rakyat.
Aksi yang dilakukan oleh ratusan petani garam dari berbagai desa di kabupaten sumenep itu melakukan melakukan aksi berjalan kaki ke gedung DPRD setempat, mereka juga membawa satu truk garam yang dihamburkan di sepanjang jalan saat mereka long marc.
Massa yang emosi dengan anjloknya harga garam disaat panen raya melempari kantor DPRD dengan puluhan sak garam, mereka semakin kesal karena tidak satupun anggota DPRD sumenep yang bersedia menemui mereka, akibatnya massa semakin beringas dan terus melempari gedung dewan dengan puluhan sak garam.
Salah seorang petani garam, Matluki yang ikut dalam akse tersebut menyatakan, kenapa harga garam anjlok. “Harga garam sekarang hanya Rp 250 ribu, apa yang terjadi dengan harga Rp 250 itupun tidak dibeli karena dianggap kualitas garam kami kurang bagus oleh pedagang,” kata Matluki.
Koorlap aksi Sunaryo menyatakan, pedagang harus membeli garam rakyat dengan harga yang ditetapkan oleh Pemerintah. “Harga yang ditetapkan Rp 740 ribu oleh pemerintah untuk kualitas satu, namun kenyataannya harga garam anjlok apalagi garam kualitas tiga juga tidak dibeli,” kata Sunaryo.
Dengan anjloknya harga garam itu, petani mengaku tidak bisa menyekolahkan anak dan tidak bisa membiayai kebutuhan keluarga lainnya. dengan harga Rp 250 ribu/ton karena masih di bagi tiga untuk pekerja dan pemilik tanah.
anjloknya harga garam rakyat di Madura juga di picu masuknya garam import menjelang masa panen garam. hingga demo selesai, tidak satupun anggota dewan yang bersedia menemui mereka. akibat aksi lempar garam ini/ halaman gedung DPRD Sumenep penuh dengan garam. Sementara polisi tidak berani menghalau massa, karena kawatir demo semakin memanas dan anarkis. (zak/min)