Dinilai Tak Becus, GMNI Desak Bupati Pamekasan Mundur

sejumlah aktivis GMNI saat  berorasi. foto: nizamuddin/mc.com
sejumlah aktivis GMNI saat berorasi. foto: nizamuddin/mc.com

Sempat Ricuh Dengan Aparat | oleh : nizamuddin
Maduracorner.com, Pamekasan – Maraknya pasar swalayan yang berdiri di Kabupaten Pamekasan dinilai sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, keberadaan toko-toko swalayan ini akan mengancam eksistensi pasar-pasar tradisional yang tidak mampu bersaing.

Ironisnya, pemerintah setempat dinilai kurang memperhatikan nasib para pelaku pasar tradisional. Kondisi inilah yang mendorong sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pamekasan untuk menggelar aksi unjuk rasa, dihalaman Kantor Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Selasa  (18/2) siang tadi.

Dalam orasinya, mereka mendesak Bupati Pamekasan Achmad Syafii mundur dari jabatannya, karena dianggap tidak mampu menyelesaikan banyak persoalan, terutama mengatur pasar modern yang tersebar di Kabupaten Pamekasan.

Pengunjuk rasa ini meminta agar pasar modern yang letaknya berdampingan dengan pasar tradisional agar segera ditutup.

“Selama ini Pemkab Pamekasan tidak serius dalam menyelesaikan persoalan pasar modern.  Bahkan terkesan memberi lampu hijau terhadap keberadaanya, padahal ini jelas-jelas akan mematikan pasar tradisional,” teriak Imam korlap aksi.

Kesal tak segera di temui Bupati, sempat terjadi aksi saling dorong antara Mahasiswa dengan Petugas Kepolisian. Namun, insiden itu kemudian mereda setelah Sekretaris Daerah (Sekda) Pamekasan  Alwi Beiqh menemui para demonstran.

“Atas nama Bupati saya mohon maaf pada teman-teman Mahasiswa, karena beliu tidak bisa menemui secara langsung, namun semua tuntutan teman-teman pasti akan saya laporkan pada Bapak,” ujar Alwi.

Sebagai bentuk protes karena Bupati Pamekasan tidak bisa menemuinya, para pengunjuk rasa memilih membubarkan diri dengan berjalan mundur dengan membakar poster.(nzm/krs)

Pos terkait