MAGELANG, suaramerdeka.com – dengan ketinggian sekitar 800-1.000 meter pada Senin (22/7) subuh pukul 04.15 WIB. Hembusan material pijar ini bisa dilihat jelas dari Pos Babadan di Kabupaten Magelang, yang berjarak 4,4 km dari puncak Gunung Merapi.
Petugas Pos Pengamatan Babadan Triyono mengatakan letusan kecil Merapi tersebut diawali dengan gempa vulkanik dangkal (Vb). Setelah itu terdengar suara dentuman keras dan disusul material pijar dan suara gemuruh sekitar 10 menit.
Dijelaskan bahwa arah lontaran material berwarna merah tersebut lurus ke atas. Material besar kemudian jatuh di sekitar gunung. Adapun material yang lebih kecil seperti debu dan pasir terbawa angin ke arah Klaten dan Sleman, Yogyakarta.
“Material yang terlontar berwarna merah. Batu-batu panas juga terlihat ikut terlempar ke atas. Ini material lama yang ada di puncak gunung. Kemungkinan terlempar karena terkena hembusan gas dari perut gunung,” kata Triyono ditemui di Pos Babadan, Senin siang.
Suara gemuruh terdengar di seputaran Gunung Merapi pada radius 6-7 Km dari puncak. Hal ini membuat masyarakat berhamburan keluar rumah. Sejumlah warga dan relawan kemudian mendatangi Pos Babadan untuk mengetahui informasi tentang aktivitas terkini Gunung Merapi. Setelah dipastikan aman, warga lereng Merapi kembali beraktifitas seperti biasa.
( MH Habib Shaleh / CN39 / SMNetwork )