Hanya Bisa Temukan Dua Talenta Untuk Pra-PON Jatim | Oleh : Achmad Baiquni
Maduracorner.com, Bangkalan – Memiliki stadion dengan kualitas lapangan terbaik di tanah air, ternyata tak diikuti dengan pembinaan usia dini oleh stakeholder sepak bola di Bangkalan. Bayangkan, dengan usia sekitar 40 tahun sejak PSSI Bangkalan resmi berdiri, kabupaten paling barat pulau Madura ini gagal menelorkan pemain-pemain kelas nasional.
Barangkali itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa Kota Salak sebutan kota Bangkalan, ditunjuk untuk menjadi lokasi Training Center (TC) bagi Pra-PON Jawa Timur.
“Untuk animo terhadap sepak bola, Bangkalan sudah tidak perlu diragukan lagi. Tapi urusan pembinaan usia dini, ini yang masih menjadi masalah dan belum bisa dipecahkan oleh masyarakat sebagai stakeholder utama.” Ungkap Hanafing, pelatih kepala Pra-PON Jatim.
Pelatih yang pernah membawa PSIM Yogyakarta ke semifinal Divisi Utama musim 2011-2012 itu juga berharap bahwa kehadiran tim Pra-PON Jatim mampu memberikan stimulus bagi talenta lokal Bangkalan.
“Salah satu tujuannya, ya memang untuk memberikan rangsangan bagi pemain lokal Bangkalan. Tinggal bagaimana masyarakat menyambutnya.” Imbuh Hanafing.
Secara rinci, Hanafing juga memberikan solusi terhadap minimnya prestasi pemain lokal Bangkalan di pentas nasional.
“Pertama kompetisi internal, ini sangat penting untuk diputar secara berkelanjutan. Kemudian kualitas pelatih. Ini juga menentukan output pemain. Kalau 2 hal ini saja bisa dilakukan, saya yakin 5 sampai 10 tahun lagi kita sudah punya banyak pemain-pemain di kompetisi ISL. Hasilnya, yang tampil di SGB itu tidak lagi didominasi orang luar.” Jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Bangkalan hanya mempunyai 2 nama pemain lokal yang mampu bersaing dalam skuad Pra-PON Jatim, yaitu Imam Bagus Kurnia dan Nasrullah.(bai/shb)