Kasur Tradisional Masih Bertahan di Tengah Banjirnya Kasur Modern

Kasur Tradisional | Oleh : Aryan

Hotijah dan kasur yang siap dijual kepasaran-foto : Aryan/Mc.com
Hotijah dan kasur yang siap dijual kepasaran-foto : Aryan/Mc.com

Maduracorner.com,Bangkalan– Kasur tradisional produksi warga desa Kranggan Barat kecamatan Tanah Merah ternyata masih bertahan Ditengah gempuran penjualan kasur modern seperti spiring bad dan berbagai jenis model kasur  modern lainnya.  “Meski sekarang ini sudah banyak kasur modern dijual ke desa-desa tapi kasur tradisional buatan warga Desa Kranggan Barat ini tetap jalan bahkan banyak yang di jual ke Pamekasan, Sampang dan beberapa daerah di Jatim,” ujar Hotijah.
Menurut Hotijah, kasur khas tradisional mempunyai kelebihan tersendiri bila dibandingkan dengan kasur modern. Kelebihan itu antara lain; kasur modern apabila sudah kempes tidak bisa dipakai lagi,  sedangkan kasur tradisional disamping awet juga bisa diisi ulang dan usia pemakaiannya lebih dari 5 tahun, begitu juga dalam soal harga, Kasur tradisional ini lebih murah dan hanya  kalah dalam soal model yang dibilang ketinggalan zaman. “Harga kasur ukuran ranjang besar antara Rp.650 ribu- Rp.750 ribu, ukuran sedang Rp.400 ribu – Rp.500 ribu dan terkecil Rp.250 ribu,” tuturnya

Dijelaskan Hotijah, soal bahan baku kasuir tradisional yang berupa kapuk juga tidak pernah mengalami kesulitan, karena Ia mendapat pasokan langsung dari Desa Janteh dan Desa Sumur Kuning Kecamatan Kwanyar yang selama ini dikenal sebagai desa seribu pohon kapuk randu. “Soal bahan baku pembuatan kasur kami tidak pernah mengalami kesulitan pasalnya langsung di pasok dari kedua desa itu,” pungkas Hotijah (yan/min).

Pos terkait