Kasur Tradisional | Oleh : Aryan
Maduracorner.com,Bangkalan-Ditengah gencarnya gempuran kasur modern yang terbuat dari spon dan springbed (pir) keberbagai toko meuble dan lintas pasar kecamatan di kabupaten Bangkalan. Namun, kasur tradisional buatan pak Rofi’i di desa Kranggan Barat Kecamatan Tanah Merah masih mampu bersaing dengan kasur modern. “Saya dan pengerajin kasur tradisional lainnya di Tanah Merah tidak pernah merasa kuatir terhadap serbuan kasur modern sekarang ini, mas. Karena kami punya pangsa pasar tersendiri,” ujar Waki’ah putri pak Rofi’i saat ditemui dirumahnya, Jum’at (25/1/2013).
Menurut Waki’ah, kalau boleh membandingkan antara kasur modern dengan kasur tradisional banyak mempunyai kelebihan.Diantaranya, usia pemakaian dan kekuatan kasur tradisional jauh lebih bagus. Kalau kasur spon sudah kempes tidak bisa dipakai lagi, termasuk spring bed jika pirnya sudah patah harus beli yang baru. Tapi kalau kasur tradisional kempes bisa diisi ulang atau sarungnya rusak bisa diganti.
Soal pemasaran, lanjut dia juga tak perlu kuatir, di toko meubel pecinan dan toko di jalan KH mochammad Kholil Bangkalan banyak dijual dengan harga bersaing. Kasur tradisional ini juga di eskport ke pelanggan toko meuble di kota Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo, dan Banyuwangi. “Masalah harga juga lebih murah jika dibanding dengan kasur modern. Kasur modern ukuran besar harganya antara Rp. 800 ribu – Rp.1 juta/buah. Sedangkan kasur tradisional Rp.600 ribu – Rp.650 ribu/buah “imbuhnya.
Sementara itu, Camat Tanah Merah, Mulyanto Dahlan mengatakan pengerajin kasur di Tanah Merah tetap eksis dan tidak pernah kekurangan bahan baku karena langsung dipasok dari Desa Janteh dan Sumur Kuning Kecamatan Kwanyar. “Sedangkan pusat pembuatan kasur terbesar di Kecamatan Tanah Merah ada di 3 Desa, yaitu desa Tanah Merah Laok, Dlembah Laok dan Kranggan Barat,” terang Mulyanto. (yan/min).