Kedalaman Skuad PMU Mengkhawatirkan

Kedalaman Skuad PMU | Oleh : Mamad

Kedalaman Skuad PMU Mengkhawatirkan
Kedalaman Skuad PMU Mengkhawatirkan

Maduracorner.com, Bangkalan – Untuk pertama kalinya Persepam Madura United harus tumbang di kandang sendiri di Stadion Gelora Bangkalan. Mereka takluk dari sang juara bertahan Sriwijaya FC, selasa sore kemarin (26/03). Namun dari kekalahan tersebut, ternyata membuka kenyataan lain bahwa kedalaman skuad PMU sangat mengkhawatirkan. Yakni perbedaan kualitas dari tim utama dengan cadangan.

Hal yang paling kentara adalah kondisi lini belakang. Berkali-kali benteng terakhir tim sebelum berhadapan dengan kiper tersebut, selalu gagal mengantisipasi serangan musuh. Akibatnya, kiper PMU Alfonsieus Kelfan pun beberapa kali harus melakukan one on one dengan striker tim tamu. Apalagi mereka harus berhadapan dengan lini depan Sriwijaya FC yang diisi oleh Hiton Moreira dan Tantan. Duet ini perpaduan kecerdikan dan Tantan.

Buruknya koordinasi lini belakang ini salah satunya karena factor tidak turunya Fachruddin. Eks pemain Timnas AFF 2012 tersebut harus absen karena akumulasi kartu kuning. Sementara Achmad Rivai yang turun menggantikan Fachruddin, ternyata gagal melakukan perannya. Duetnya bersama Firly Afriansyah seringkali keteteran menghadapi serbuan pemain SFC. Bahkan pada beberapa momen, Rivai kalah duel saat mengawal Hilton maupun Tantan.

“Ini sudah saya khawatirkan sejak menit pertama. Bahwa tidak turunnya Fachruddin akan membuat celah besar di pertahanan PMU. Kita harus akui, pemain pelapis PMU untuk sektor centreback ini memang rawan jika Fachruddin maupun Firly harus absen”,kata RAM Halili, eks Manager Perseba Bangkalan.

Hal yang sama terjadi di lini tengah. Setelah Ali Khadadi keluar karena cidera di pertengahan babak I, lini vital tersebut tidak mampu mengimbangi soliditas lini tengah SFC yang dikomandoi Ponaryo Astaman. Keluarnya Khadafi benar-benar memperburuk situasi pertahanan PMU.

Karena biasanya, setiap serangan lawan harus berhadapan dengan kekokohan duet Kristian Edelmund – Ali Khadafi sebelum menyentuh lini pertahanan. Apalagi, Issac Djober yang turun menggantikan Khadafi juga gagal berperan sebagai pemotong serangan lawan tersebut.

“Bagi saya, kurang tepat rasanya Issac Djober menggantikan peran Khadafi. Agresifitas Djober memang bagus. Terutama saat melakukan serangan khusunya dari sektor sayap. Tapi untuk berperan central midfielder dan berduet dengan Edelmund, ia kurang pas”,papar RAM Halili lagi.

“Ini menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi managemen maupun tim pelatih PMU. Yakni meminimalisir jomplangnya perbedaan kualitas antara pemain inti dengan cadangan akibat kedalaman skuad yang tidak memadai”,ujar pemilik beberapa klub futsal di Kota Bangkalan tersebut.

RAM Halili pun mengutarakan saran bagi pihak managemen PMU, yakni sebisa mungkin melakukan perombakan tim. Utamanya mendatangkan pemain-pemain pelapis yang memadai bagi skuad inti. Sementara untuk sektor lini depan maupun kiper, RAM Halili menyatakan sudah cukup dan tidak memerlukan penambahan. “Hanya lini tengah dan belakang yang memerlukap tambahan pemain pelapis. Sektor lain sudah cukup”,pungkasnya. (mad)

Pos terkait