Lumba-Lumba Resahkan Nelayan Banyusangkah | Oleh:Aryan
Maduracorner.com, Bangkalan – Komunitas Nelayan desa Banyusangkah kecamatan Tanjung Bumi resah. Selama sebulan terakhir, ikan hasil tangkap mereka kerap diserang segerombolan ikan lumba-lumba. Tak hanya membuat ikan kabur lagi, jaring mereka pun juga rusak.
“Sudah hampir 1 bulan ini komunitas nelayan didesa kami tidak melaut lagi. Karena jaring trawl nelayan sering dirusak lumba-lumba,” keluh Ketua Komunitas nelayan Banyusangkah, H Mubarok (50) kepada MC. com, Minggu (7/7).
Keluhan itu juga dibenarkan Agus Baijuri (35), anggota komunitas nelayan setempat. Bahkan menurutnya, lumba- lumba itu termasuk jenis hewan yang tergolong pinter. Buktinya saat jaring masih kosong, tidak ada seekorpun lumba-lumba mendekat. “Sebaliknya saat jaring nelayan penuh tangkapan ikan pindang, tengiri, kembung, tuna, dan tongkol yang melekat di benang jaring nelayan. Tiba- tiba saja segerombolan lumba-lumba itu menabrak jaring hingga ikan-ikan di dalamnya keluar dan dimakannya,” imbuhnya.
“Padahal dengan sekali melaut, nelayan disini mampu menangkap berton-ton ikan dengan penghasilan sekitar Rp 10 juta. Tapi dengan kondisi semacam ini, kami rugi besar dan tempat pelelangan ikan (TPI) Banyusangkah yang terbesar dan satu-satunya penampungan ikan yang masih aktif di Kabupaten Bangkalan menjadi sepi,” pungkasnya.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangkalan Ahmad Faji mengaku turut prihatin. Dia kemudian mengatakan, keberadaan gerombolan lumba-lumba di perairan Banyusangkah itu kemungkinan karena faktor masa ruaya.
“Yakni masa berkembang biak, mencari makan atau mungkin akibat faktor anomali cuaca. Sehingga memicu gerombolan lumba-lumba itu ber-migrasi,” jelasnya.
“Kami belum bisa memastikan kapan gerombolan lumba-lumba itu akan meninggalkan perairan Banyusangkah dan dengan cara apa menjauhkan lumba-lumba dari jaring nelayan, kami belum,” pungkas Faji.(yan/krs)