Berawal dari desa Pakandangan Sangra I By : Tadjul Arifien R
Maduracorner.com.Bangkalan – Sejarah tumbuhnya keris di Sumenep dimulai sejak zaman Majapahit, di dalam buku-buku Sejarah disebutkan sejak zaman Empu Kelleng yg bertempat tinggal di desa Pakandangan Sangra Kecamatan Bluto. Empu Kelleng adalah Bapak angkat Jokotole Raden Aryo Kujopanole Pangeran Secodiningrat III Adipati Sumenep yg ke 13. Sejarah panjang para Empu di Sumenep pada masa lalu telah melahirkan budaya keris yg terus mengakar kuat dalam jiwa masyarakat Sumenep, yg sampai saat ini mampu mengilhami generasi penerus untuk terus berkarya melestarikan dan mengembangkannya. Di Kabupaten Sumenep pembuatan keris berawal dari desa Pakandangan Sangra kemudian merambah di berbagai desa seperti Aeng Tongtong, Palongan dan lainnya diantara 3 kecamatan Sronggi, Bluto dan Ambunten. Dan pengrajin keris di Sumenep sekarang tergabung dalam suatu wadah bernama IPKI (Ikatan Pengrajin Keris Indonesia) Mega Remeng, yg beranggotakan 554 pengrajin keris se Kabupaten Sumenep. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan penelitian oleh Direktur Seni dan Film Kementerian Pendidikan Kebudayaan Pusat Jakarta yg pernah datang ke Sumenep pada tgl 17 April 2013. Diakuinya bahwa pengrajin keris yg ada di Sumenep terbesar sedunia, karena di Yogyakarta yg merupakan kiblatnya keris hanya ada 7 pengrajin, di Besalen Surakarta hanya 8 pengrajin, Malang 7 pengrajin itupun 4 orang dari Sumenep. Probolinggo, Kediri dan Blitar kebanyakan pengrajinnya dari Sumenep.
Organisasi keberadaan keris di Sumenep, yang ada yakni : IPKI (Ikatan Pengrajin Keris Indonesia) Mega Remeng, GAPENSAKA, SNKI (Serikat Nasional Keris Indponesia) dan lain sebaginya.
Pada bulan yg akan datang nanti Pemkab Sumenep melalui Disbudparpora akan mengadakan Seminar Keris spektakuler se Nusantara (mencapai 500 keris), dg pencanangan MURI nya, hingga pencanangan kota keris. Dan Selanjutnya diadakan sosialisasi yg diwujudkan melalui penerbitan buku dan pembuatan Flim documenter Spirit of Iron : The Life Story of Keris Crafters form Palongan, Aeng Tongtong, Aeng Bajaraja, Sera Timur and Lenteng Barat Sumenep Madura. Launching buku dan film documenter tsb seiring dg deklarasi Kebangkitan Kedudayaan : Anak Muda Cinta Budaya Indonesia yg diselenggarakan di Auditarium Bulaksumur University Club, Universitas Gajahmada Jokjakarta tgl : 22 Mei 2013.