Era Kompetisi Perserikatan dan Galatama | Oleh Mamad el Shaarawy
Maduracorner.com, Bangkalan – Era profesionalisme sepakbola nasional dimulai tahun 1994-1995 seiring digulirkannya Liga Indonesia. Kompetisi ini merupakan era baru bagi persepakbolaan kita. PSSI sebagai federasi sepakbola Indonesia menggabungkan dua kompetisi berbeda yang selama ini sama-sama berjalan secara resmi dibawah mereka. Yakni Kompetisi Perserikatan dan Liga Sepakbola Utama (Galatama).
Dalam sejarah sepakbola Indonesia, kompetisi Perserikatan tercatat bergulir sejak 1931 hingga 1994. Sementara Galatama berlangsung mulai 1979 hingga 1994. Yang membedakan dari kedua kompetisi ini adalah klub peserta yang terlibat didalamnya. Jika Perserikatan diisi klub-klub milik pemerintah daerah, maka Galatama diisi kesebelasan sepakbola yang dikelola oleh pihak swasta.
Meski demikian, kompetisi Galatama tidak bisa dipandang remeh. Sejumlah pemain nasional lahir dan muncul dari klub-klub Galatama. Mereka diantaranya Syamsul Arifin (Niac Mitra Surabaya), Ricky Yacob, Nasrul Koto (Arseto Solo), Mecky Tata, Singgih Pitono (Arema Malang), Ansyari Lubis (Pelita Jaya) dan Bambang Nurdiansyah (Mercu Buana, Yanita Utama, Krama Yudha Tiga Berlian). Para pemain tersebut bahkan menjadi andalan Tim Nasional Indonesia di masanya.
Dari catatan yang ada, selama 13 musim kompetisi Galatama digulirkan, tercatat ada 7 klub yang pernah tampil sebagai kampiun. Mereka adalah Niac Mitra Surabaya (3 kali juara), Pelita Jaya (3), Yanita Utama (2), Krama Yudha Tiga Berlian (2), serta Warna Agung, Arseto Solo dan Arema Malang yang masing-masing jadi juara 1 kali.
Sementara itu, era kompetisi Perserikatan berlangsung sejak masa penjajahan Belanda. Saat pra kemerdekaan, klub-klub saat itu masih memakai nama berbau Belanda. Diantaranya Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ, kelak bernama Persija Jakarta), Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB, Persib Bandung) dan Sorabaiasche Voetbal Bond (SVB, Persebaya Surabaya).
Nama-nama klub berbau Belanda tersebut, lalu berubah menjadi nama klub seperti yang kenal sekarang usai proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945. Mereka kemudian bergabung menjalankan liga dalam kompetisi perserikatan.
Selama puluhan tahun bergulir, kompetisi ini melahirkan banyak juara. Namun hanya terdapat beberapa kesebelasan yang dianggap sebagai klub besar di kompetisi ini. Yakni PSMS Medan, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Persib Bandung serta Persis Solo.
Jika dibandingkan dengan klub yang berkompetisi di Galatama, klub-klub Perserikatan lebih memiliki basis supporter yang besar. Hal ini tidak terlepas karena klub perserikatan membawa nama daerah dari mana klub tersebut berasal. Sehingga fanatisme supporter pun lebih kuat. (Berlanjut ke bagian II, mad)