Madura (Madhura / Bahasa Mathura / بهاس مدورا)

Madura secara tradisional182506_475289945848893_112339867_n

Maduracorner.com.Bangkalan –Bahasa Madura Madura bahasa. Speaker bahasa Madura memiliki sekitar 15 juta orang, dan terkonsentrasi di Pulau Madura, East End Jawa atau daerah yang dikenal sebagai daerah tapal kuda yang membentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, ke Banyuwangi, Kepulauan Kangean, Kepulauan Masalembo, sampai pulau Kalimantan.

Di pulau Kalimantan, masyarakat Madura berpusat di wilayah Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, sementara mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Tapi kebanyakan orang muda di wilayah Madura telah kehilangan penguasaan bahasa ibu mereka.
Namun, karena keresahan di kalangan masyarakat di Kalimantan (Sambas dan Sampit), sebuah pesta rakyat Madura mengungsi kembali ke tanah leluhur, dan mereka masih berharap untuk bisa kembali meskipun orang-orang Dayak bertegas Kalimantan terutama untuk tidak menerima mereka kembali .
Bahasa Madura adalah cabang anak perusahaan dari Austronesia cabang Melayu-Polinesia, sehingga memiliki kemiripan dengan bahasa daerah lainnya di Indonesia.
Bahasa Madura sangat dipengaruhi oleh orang Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain-lain. Pengaruh Jawa dirasakan dalam bentuk sistem hierarki bahasa sebagai akibat dari pendudukan di Mataram di pulau Madura. Ada juga banyak kata dalam bahasa ini yang berakar dalam bahasa Indonesia atau bahkan dengan Minangkabau Melayu, tapi tentu saja dengan pengucapan yang berbeda.
Contoh:

* Bhila (baca: bhileh e schwa) sama dengan jika setiap kali =
* Oreng = orang
* Tadha ‘= no (hampir sama seperti pada kata tadak Melayu Pontianak)
* Dzimmah (baca: dimmah) = mana? (Hampir mirip dengan DIMA di Minangkabau)
* = Sama seperti pertanyaan yang diajukan
* Cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis: tuna, tapi tidak hidung)
* Onggu = benar-benar (benar kata)
* Kamma (baca: kammah mirip dengan kama kata di Minangkabau) = mana?

Sistem pengucapan
Bahasa Madura memiliki sistem pengucapan yang unik. Jadi unik yang orang luar Madura yang mencoba kesulitan mengalami mempelajarinyapun, terutama dalam hal pengucapan sebelumnya.
Madura pengucapan bahasa telah bentak dan ditekan terutama pada huruf b, d, j, g, JH, dan dh bh atau gugus konsonan seperti jj, dd dan bb. Namun, penekanan ini sering terjadi pada suku kata tengah.
Sedangkan untuk saluran vokal, yang dikenal bahasa Madura selain surat schwa kuat. Sistem vokal lainnya dalam bahasa Madura adalah i, u, e dan o.

Tingkatan bahasa
Bahasa Madura sebagai bahasa Jawa dan Bali juga akrab dengan tingkat bahasa, tetapi hanya dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:

* Ja ‘- ya (sama dengan ngoko)
* Engghi-Enthen (bersama-sama dengan Madya)
* Engghi-Bunthen (sama dengan Krama yang)

Contoh:

* Berempa ‘arghena paona? : Mangganya berapa harganya? (Ja’-ya)
* Saponapa argheneppon paona? : Mangganya berapa harganya? (Engghi-Bunthen)

Dialek bahasa Madura
Madura dialek bahasa juga telah menyebar ke seluruh wilayah. Di pulau Madura di galibnya terdapat beberapa dialek seperti:

* Dialek Bangkalan
* Dialek Sampang
* Dialek Pamekasan
* Dialek Sumenep, dan
* Dialek Kangean

Dialek yang digunakan sebagai acuan standar Sumenep Madura bahasa dialek, karena Sumenep di masa lalu merupakan pusat budaya kerajaan dan Madura. Sementara yang lain adalah dialek dialek pedesaan yang secara bertahap dicampur bersama dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Untuk Jawa, dialek ini sering dicampur dengan bahasa Jawa sehingga mereka sering lebih suka disebut sebagai Pendalungan daripada sebagai Madura. Masyarakat di pulau Jawa, termasuk wilayah Situbondo, Bondowoso, Probolinggo dan umumnya menguasai bagian timur bahasa Jawa selain Madura.
Contoh dalam kasus ganti Anda:

* Be’en kata yang umum digunakan di Madura. Tapi kata itu digunakan di Sumenep be’na.
* Sedangkan kata untuk Anda kakeh Bangkalan umum digunakan di bagian timur dan Sampang.
* Heddeh dan Seddeh Bangkalan digunakan di daerah pedesaan.

Dialek spesifik Kangean, dialek ini merupakan sempalan dari Madura, yang karena bahasa yang berbeda dengan bahasa sering dianggap bukan bagian dari Madura, masyarakat Madura khususnya dengan daratan.
Contoh:

* Akoh: saya (sengko ‘dalam bahasa Madura daratan)
* Kaoh: kamu (be’en atau be’na di Madura daratan)
* Berra ‘: barat (berre’ dengan e schwa dalam bahasa Madura daratan)
* MorrAh: murah (dalam bahasa Madura modhe daratan)

Bawean
Bahasa Bawean ditengarai sebagai kreolisasi bahasa Madura, karena kata-kata dasarnya berasal dari bahasa ini, tapi dicampur dengan kata-kata Inggris dan Melayu dan Jawa Bawean karena banyak orang yang bekerja atau bermigrasi ke Malaysia dan Singapura, bahasa memiliki dialek bahasa Bawean dari masing-masing daerah atau desa biasanya memiliki bahasa dan dialek seperti bahasa dialek Bawean Daun, Dialek Kumalasa, Dialek Dialek Diponggo Pudakit serta mereka sendiri. Bahasa ini dituturkan di Pulau Bawean, Gresik, Malaysia, dan Singapura. Di dua tempat terakhir dikenal sebagai Boyanese bahasa Bawean. Intonasi Bawean orang mudah dikenali di antara penutur Madura. Perbedaan dalam dua bahasa dapat disamakan dengan perbedaan antara bahasa Indonesia dan Malaysia, yang serupa tetapi meskipun masing-masing dapat memahami maksudnya. Contoh:

* Ezion atau ehon = I (sengkok / engkok dalam bahasa Madura)
* Kalaaken = fetch (kalaagghi dalam bahasa Madura)
* Trimakasih = terima kasih (salengkong / sakalangkong / kalangkong dalam Bahasa
Madura)
* Saudara = depan (saudara arti dalam bahasa Madura

Madura adalah anggota dari cabang Melayu-Sumbawa dari keluarga bahasa Austronesia. Hal ini dituturkan oleh sekitar 14 juta orang di Pulau Madura dan Jawa Timur di Indonesia, dan juga pada Kangean dan Kepulauan Sapudi dan dengan migran di bagian lain Indonesia.

Madura secara tradisional ditulis dengan huruf Jawa tapi sekarang lebih sering ditulis witht abjad Latin.

Pengucapan Madura

Pengucapan Madura

Contoh teks di Madura

Sadajana oreng lahir mardika e sarenge drajat klaban hak-hak se dha-padha. Sadajana eparenge Akal sareng nurani larangan Kodu areng-sareng akanca kadi taretan.

Sumber : Omniglot

Pos terkait