Bangkalan,maduracorner.com – Ayam kekok, begitulah orang Madura khususnya warga Bangkalan menyebut ayam jantan lokal Madura tersebut. Jenis ayam ini kian diminati oleh para pencinta ayam. Tentu bukan dijadikan ayam aduan, namun sebagai ayam hias karena keunggulan suaranya.
Karena memiliki suara khas, kontes ayam kekok yang mengadu keindahan lengkingan suara ayam ini pun makin sering digelar. Apalagi jika berhasil menyabet gelar juara, dijamin harganya akan melonjak tinggi.
Kontes ayam kekok biasanya digelar di lapangan desa setempat. Kontes ini sering digelar utamanya oleh para pencinta ayam jantan di Bangkalan untuk mengadu keindahan suara ayam milik mereka masing – masing.
“Tapi sering juga saat ada kontes ayam kekok digelar, para penggemar ayam yang hendak ikut pun berdatangan dari kabupaten lain di Madura selain Bangkalan”,kata salah seorang penggemar ayam kekok asal Tanjung Bumi, Bangkalan, Adi Suryo kepada maduracorner.com, minggu (17/5/2015) siang.
Ia juga menjelaskan, ayam kekok memiliki keunikan suara dibandingkan dengan ayam jantan biasa. Saat dikonteskan, ayam kekok dikategorikan menjadi dua kelas. Yakni ayam kekok yang bersuara lengkingan pendek dan yang bersuara lengkingan panjang.
Adi Suryo menambahkan, aspek penilaian dari kontes ini pun terdiri atas warna atau irama suara yang menjadi faktor dominan dari suara ayam kekok itusendiri. “Sementara aspek penilaian kedua adalah jenis suara, yakni tebal tipisnya suara dan panjang pendeknya suara ayam”,jelasnya sambil tersenyum.
Dalam kontes ayam kekok, selain jumlah suara dan keindahan suara yang keluar saat diadu, penampilan fisik ayam yang bersih dan gagah juga menjadi faktor penentu kemenangan.
“Nah, kondisi fisik ayam juga dinilai. Meski suaranya bagus, tapi bulunya kotor alias jarang dibersihkan (dimandikan), ya bisa gagal juara. Seperti halnya manusia. Walau memiliki wajah ganteng, tapi jarang mandi. Bau, mana ada cewek mau berdekatan kan?”,selorohnya sambil terkekeh.
Hal yang unik lainnya, ayam kekok ini mendapat perlakuan atau perawatan istimewa dari pemiliknya. Makanan yang dikonsumsi setiap harinya pun juga sangat diperhatikan. Termasuk jamu atau ramuan tertentu bagi sang ayam menjelang kontes digelar.
Ramuan tersebut diperlukan agar sang ayam memiliki kondisi tubuh yang sehat serta rajin mengeluarkan suara indahnya. Sayang, Adi Suryo enggan memberitahukan resep ramuan ayamnya tersebut. “Itu rahasia, mas”,ujar Adi Suryo seraya membersihkan bulu ayam jagoannya.
Bagi sebagian pemilik ayam kekok, kontes ayam kekok ini juga menjauhkan para penggemar ayam dari unsur penyiksaan terhadap hewan dan tidak melanggar hukum. Seperti halnya yang terjadi pada ayam aduan di arena judi sabung ayam misalnya.
Berapa keuntungan bagi sang pemilik jika bisa menjuarai kontes ayam Kekok? Menurut Adi Suryo, harga satu ekor ayam kekok yang juara bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Padahal harga ayam jantan biasa hanya puluhan ribuan rupiah.
“Eman kalau buat sabung ayam, mas. Mending dipelihara dan diikutkan kontes. Harganya bisa naik berlipat-lipat. Kita bisa dapat uang tanpa berjudi dan tidak melanggar hokum”,pungkasnya. (mad)
Penulis: Mamad el Shaarawy