Molornya Pilkades Sejumlah Desa Mulai Diurai

sejumlah camat saat mengurai problem pilkades di wilayah kerja masing-masing.foto: aryan/mc.com
sejumlah camat saat mengurai problem pilkades di wilayah kerja masing-masing.foto: aryan/mc.com

 

Simpulkan Faktor Teknis Dan Kultur |Oleh : Aryan
Maduracorner.com, Bangkalan – Kasus molornya pilkades di Bangkalan tidak hanya berpangkal pada lambannya kinerja BPD, melainkan lebih karena faktor teknis. Seperti yang terjadi di 3 kecamatan, tepatnya di Desa Petrah dan Poter Kecamatan Tanah Merah, Desa Tragah dan Pamorah Kecamatan Tragah serta Desa Pangpong Kecamatan Labang seperti minimnya dana untuk menggelar rapat-rapat rutin, belum adanya calon yang maju sehingga belum ada kata kesepakatan. Serta kendala eksternal atau adanya intervensi pihak luar.

Kendala ini yang disampaikan Camat Tanah Merah, Camat Tragah dan Camat Labang saat digelar hearing (dengar pendapat) antara Komisi A DPRD Bangkalan dengan Kabag Hukum Setda Bangkalan, Kepala Bappemas dan Pemdes Bangkalan serta beberapa Ketua BPD yang hadir digedung DPRD Bangkalan, Kamis (14/11).

“Sesuai permintaan tokoh masyarakat, pembetukan panitia pilkades di Desa Petrah masih ditunda karena hingga saat ini belum ada warga yang mengajukan diri sebagai calon kepala desa (kades),” ujar Camat Tanah Merah, Mulyanto Dahlan yang diamini Ketua BPD Desa Petrah.

Sedangkan untuk Desa Poter, lanjut Mulyanto tidak ada masalah. Saat ini sedang dilakukan komunikasi secara intensif, persuasif dan hanya tinggal menunggu waktu saja. Pernyataan Camat Tanah Merah itu diamini oleh Ketua BPD Poter yang ikut hadir pada acara hearing tersebut.

“Cuma pada saat ini kami masih ada masalah dalam soal dana rapat-rapat rutin untuk pembentukan panitia pilkades, dananya Rp 500 ribu itu hanya cukup untuk 1 kali rapat, sedangkan gelar rapatnya harus berkali-kali,” keluh Ketua BPD Desa Poter.

Sementara itu, Camat Tragah, Zakariya mengatakan pejabat Kades Pamorah saat ini sedang sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit di Surabaya. Sehingga dalam pembentukan panitia pilkades Desa Pamorah perlu dilakukan pendekatan secara persuasif dengan mempertimbangkan segala aspek keamanan dan stabilitasnya. Ini dilakukan untuk meminimalisir dampak, karena paradigma yang berkembang di desa tersebut menganggap jabatan kades itu adalah jabatan warisan. Namun setelah dilakukan komunikasi lebih intensif akhir disepakati pada tanggal 20 Nopember 2013 nanti para tokoh masyarakat Desa Pamorah akan menggelar pertemuan sekaligus membicarakan pembentukan panitia pilkades.

“Saat ini masing-masing calon sudah mengukuhkan diri untuk maju pada gelar pilkades Pamorah nanti,” terangnya.

Sedangkan untuk di Desa Tragah, lebih lanjut dijelaskan bahwa semenjak kades Tragah meninggal dunia beberapa waktu lalu telah dilakukan pendekatan secara intensif dan BPD setempat berjanji pada tanggal 25/11 akan menghadap Camat Tragah guna menentukan hari dan waktu pembentu kan panitia pilkades didesa Tragah.

Terakhir, Camat Labang, Syamsul Arifin menyampaikan kisruh pembentukan panitia pilkades didesa Pangpong akibat direcoki dan ikut campurnya warga yang berasal dari luar desa Pangpong. Tidak hanya itu, surat yang dikirim ke Pemkab. Bangkalan juga bukan dari tokoh masyarakat desa Pangpong tapi dari orang luar yang berkaitan dengan kepentingan pribadi.
“Sebenarnya di desa Pangpong tidak ada masalah. Asal ada mekanisme dan sesuai dengan aturan yang berlaku bisa dibentuk panitia pilkades. Kami sudah mengadakan pendekatan secara persuasif dan intensif dengan para tokoh masyarakat Pangpong yang benar-benar mewakili warga Desa Pangpong dan dalam waktu dekat ini disepakati akan segera membentuk panitia pilkades Desa Pangpong,” pungkas mantan Camat Socah tersebut. (yan/krs)

Pos terkait