Motif Batik Sering Ditiru, Pengrajin Resah

image
Pengrajin Batik

Pamekasan, Maduracorner.com – Pengrajin batik tulis di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur resah dengan banyaknya motif batik khas Pamekasan yang kerap ditiru oleh perusaahan batik cetak.

Padahal motif batik tersebut merupakan kekayaan intelektual yang seharusnya dilindungi oleh undang-undang. Bahkan proses pembuatannya membutuhkan ide dan waktu yang tidak sedikit.

Menurut Abdul Ali, salah satu pengrajin batik di Desa Banyupelle Kecamatan Palengaan Pamekasan, praktek jiplak menjiplak tersebut sering ditemui oleh pengrajin, terutama saat pagelaran pameran.

“Saat ada pameran, kami sering menemukan motif batik yang mirip dengan motif batik Pamekasan,” katanya kepada sejumlah wartawan, Sabtu (5/3/2016).

Dikatakan Ali, praktek yang demikian tentu sangat merugikan pengrajin batik. Sebab harga batik cetak tiruan tersebut jauh lebih murah dari batik yang asli. Sehingga lebih dilirik para pembeli.

“Kalau batik tulis yang asli harganya Rp. 100 ribu, kalau yang tiruan bisa Rp. 50 ribu, jadi batik yang asli tidak laku,” imbuh Ali.

Lebih jauh, Ali meminta pihak terkait agar lebih serius melindungi motif batik yang sudah menjadi ciri khas Pamekasan agar tidak mudah ditiru pihak lain. Terutama untuk menjaga pemasaran batik Pamekasan.

“Karena bagaimanapun dengan banyaknya batik tiruan di pasaran dapat merusak pemasaran batik tulis Pamekasan,” pungkasnya.(*)

Reporter : Fatahillah Kamali。       Editor :  Altsaqib

Pos terkait