Pupuk dan Obat-Obatan juga Naik | Oleh : Aryan
Maduracorner.com,Bangkalan – Saat ini di kabupaten Bangkalan memasuki musim tanam pertama bagi para petani yang mempunyai lahan tadah hujan, namun musim tanam pertama ini diabrengi dengan naiknya bibit dan obat-otan, sehingga para petani di desa Dumajah Kecamatan Tanah Merah mengeluh adanya naiknya kenaikan harga bibit tersebut. “Harga bibit padi, pupuk dan obat -obatan seperti pembasmi serangga dan gulma naik sekitar 10 persen dikios,” kata Holik saat dijumpai tengah menggarap sawah dengan handtraktor.
Menurutnya, kenaikan harga bibit padi, pupuk dan obat -obatan tersebut, katanya karena naiknya kurs dollar terhadap nilai rupiah. “Katanya kenaikan harga bibit padi ini akibat naiknya kurs dollar terhadap rupiah,” ungkapnya.
Bibit padi yang naik antara lain Bibit benih unggul bermutu tinggi varietas Sintanur seberat 10 kg dari Rp 70 ribu naik menjadi Rp 80 ribu. Pupuk NPK Phonska seberat 50 kg, yang terdiri dari, N (nitrogen) 15 persen, P2O5 (fosfat) 15 prosen, K2O (kalium) 15Prosen, S(sulfur) 10 prosen, semula harganya Rp.80 ribu sekarang naik menjadi Rp.90 ribu. Pupuk Urea berat 50 kg, dari Rp. 80 ribu naik menjadi Rp. 90 ribu, pupuk TSP berat 50 kg dari Rp 87 ribu naik menjadi Rp 97ribu
Sementara itu harga jenis obat-obatan berupa pembasmi serangga dan gulma yang ikut naik, diantaranya insektisida capture 50 EC isi 1/2 liter (500 ml) dari Rp. 30 ribu naik menjadi Rp. 37 ribu, Herbisida Supremo 1 liter semula Rp. Rp.57 ribu kini naik menjadi Rp.65 ribu Peptisida 1 liter dari Rp. 58 ribu naik menjadi Rp 63 ribu. (yan/shb)