Sumenep, maduracorner.com- Mutiullah (35), warga Desa Ketawang Larangan, Kecamatan Ganding, Sumenep Madura Jawa Timur, yang telah tega membantai keluarganya diduga karena kerasukan.
Hal Itu dibuktikan dengan prilaku aneh yang ditunjukkan oleh tersangka sebelum kejadian. Semua warga tidak menyangka, karena Mutiullah terkenal alim dan rajin ibadah, apalagi dia merupakan salah satu tokoh partai politik.
H. Roqib (50) selaku paman pelaku mengaku bahwa belakangan ini tersangka sering berprilaku aneh serta diluar batas akal sehat.
“Sebelum kejadian Mutiullah mengajak semua keluarga dan Ahmad selaku pegawai tokonya, untuk mengambil wudhu’ menunaikan shalat berjemaah,” terangnya.
“Setelah itu Ahmad dan Mutiullah sama-sama berada di dalam kamar mandi untuk mengabil wudhu’, tiba-tiba terdengar gaduh dan terdengar teriakan Ahmad minta tolong agar pintu kamar mandinya didobrak dari luar,” tambahnya
Setelah mendengar teriakan tersebut saudara sepupu dan bibiknya mendobrak pintu dari luar. Setelah terdobrak tiba-tiba Ahmad lari dan mengaku baru saja ditampar oleh Mutiullah di dalam kamar mandi.
Pada saat Ahmad lari dari kamar mandi dan keluar dari rumah, Mutiullah ternyata diam-diam mengambil parang yang ada di dalam kamarnya. Ntah, apa yanag ada di dalam benak Mutiullah, pada saat memegang parang, justru dia masuk ke kamar adiknya.
“Ghufron sedang tidur dikkamarnya, pada saat itulah terjadi pembacokan kepada adiknya sendiri hingga mengalami luka parah,” kata H. Roqib.
Lebih lanjut H. Roqib menjelaskan bahwa Hj Qurratul Uyun (32) sepupunya tersangka yang melihat kejadian pembacokan kepada adiknya Ghufron, berusaha melerai, namun usahanya sia-sia, malah dirinya di bacok juga hingga tiga jari tanggannya nyaris putus terkena sabetan parang.
“Hj Maisyarah (45) selaku ibu dari Hj Qurratul Uyun melihat anaknya terkena sabetab parang dari Mutiullah ponakannya sendiri, akhirnya dirinya juga berusaha melerainya dan menolong anaknya. Namun usahanya juga gagal dan akhirnya empat jari tangan kanannya juga dikena tebasan parang,” ujarnya.
“Pada kejadian sepertinya Mutiullah kesetanan dalam membabatkan parangnya,” tambahnya.
Penulis : Ari.
Editor : Gebril