Sempat Dipertahankan Karena Memenuhi Target Manajemen | Oleh Mamad el Shaarawy
Maduracorner.com, Bangkalan– Selesai sudah karir Daniel Rukito di Persepam Madura United (PMU). Kekalahan beruntun pada 2 laga terakhirnya membuatnya harus angkat koper dari Madura. Salah satu pelatih senior di Indonesia tersebut diberitakan mundur dari kursi kepelatihan. Namun kabar lain beredar, eks pelatih Persik Kediri dan Persib Bandung ini dipecat karena gagal memenuhi ekspektasi manajemen PMU.
Kekalahan telak di kandang Persela Lamongan dengan skor 3-0 mungkin masih bisa dimaklumi. Namun dihajar 1-4 di kandang sendiri oleh Persebaya Surabaya yang paling sulit diterima. Baik oleh manajemen maupun kalangan supporter sendiri. Ini menjadi factor utama hilangnya kepercayaan pada sosok pelatih yang akrab disapa coach DR tersebut.
Karir DR di PMU dimulai sejak awal kompetisi ISL musim 2013 lalu. Ia masuk menggantikan posisi Mustaqim yang dipecat menejemen klub karena dianggap gagal mempersiapkan tim menjelang bergulirnya kompetisi. DR pun dibebani target sederhana: yakni tetap bertahan di ISL alias tidak degradasi. Ini target realistis bagi manajemen klub yang baru promosi dari divisi utama tersebut.
Pada awal kompetisi ISL tersebut, DR sempat gagal pada 3 laga perdana PMU di pentas ISL. Dipecundangi dengan skor telak oleh Persela Lamongan, Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena. Namun hal ini masih dimaklumi. Selain DR baru masuk beberapa hari menjelang putaran kompetisi, ketiga klub tersebut merupakan klub 5 besar klasemen ISL di musim sebelumnya.
Tangan dingin coach DR mulai kelihatan pasca 3 kekalahan tersebut. Serangkaian hasil positif diraih Laskar Sapeh Kerap. Baik saat laga di kandang maupun tandang. Diantaranya membekap tim calon juara musim itu yakni Mitra Kukar dengan skor 3-1 di Stadion Gelora Bangkalan. Di laga away pun demikian. Salah satu hasil bagus yang banyak dipuji adalah keberhasilah Zaenal Arif dkk mempecundangi Persija Jakarta dengan skor 3-0.
Rentetan hasil positif ini sempat membuat posisi PMU terkatrol hingga peringkat 7 klasemen sementara ISL 2013. Harapan sempat membumbung, yakni masuk jajaran 5 besar di klasemen akhir nantinya. Namun manager PMU Achsanul Qasasi tidak pongah dan sadar diri. Laki-laki asal Sumenep Madura tersebut hanya merevisi saja, dari target tidak degradasi menjadi target masuk 10 besar klasemen akhir.
Rentetan hasil positif tersebut sempat berubah menjelang akhir putaran I dan awal putaran II kompetisi. Beberapa hasil negatif tak bisa dihindari PMU baik di laga home ataupun away. Posisi tim pun terlempar dari 10 besar klasemen. Bahkan sempat menghuni zona playoff.
Dari 10 laga, PMU gagal meraih kemenangan saat itu. Rinciannya, 5 kali seri dan 5 kali kalah. Mereka hanya meraih 5 poin dari 15 poin maksimal yang bisa mereka peroleh. Maka wajar, mereka terlempar jauh di peringkat klasemen sementara.
Namun secara perlahan dan pasti, PMU mulai bangkit. Suntikan semangat dan kondisi keuangan tim yang tetap sehat, membuat skuad Laskar Sapeh Kerap kembali merangkak naik di papan klasemen. Kembali mereka meraih kemenangan demi kemenangan.
Salah satu victory moment yang sangat dipuji banyak orang adalah kemenangan sensasional di kandang Sriwijaya FC. PMU mampu menang dengan skor telak 4-0 di kandang lawan, Stadion Jakabaring Palembang. Padahal saat menjalani laga home di Bangkalan, PMU kalah 0-2 dari klub yang dulunya bernama Persijatim Jakarta Timur tersebut.
Momen kemenangan ini benar-benar menyuntikkan semangat skuad Laskar Sapeh Kerap. Beberapa hasil positif pun mampu mereka raih. Meski sempat kalah di kandang sendiri dari Persija Jakarta dan Persipura Jayapura, namun akhirnya PMU mampu finish di peringkat 10 klasemen akhir kompetisi ISL 2013 lalu. Kemenangan di laga terakhir atas Persela Lamongan dengan skor 1-0, membuat mereka terkatrol masuk 10 besar dengan poin 43.
Fakta inilah yang membuat manejemen mempertahan posisi coach DR di kompetisi ISL 2014. Manager tim Achsanul Qasasi saat itu menganggap, DR dianggap mampu memenuhi target yang dibebankan manajemen pada dirinya. “Dia mampu memenuhi apa yang kami targetkan. Yakni masuk 10 besar klasemen akhir. Maka tidak ada alasan bagi kami untuk mengganti pelatih”,ujar Achsanul Qasasi pada maduracorner.com, usai memastikan kembali penunjukan coach DR sebagai pelatih PMU.
Namun masa bulan madu DR dengan PMU harus berakhir dengan cepat. Dua kekalahan buruk yang diderita PMU kemarin, membuatnya harus terlempar dari kursi pelatih.
Kini manajemen PMU masih berusaha mencari juru taktik tim yang baru. Di tengah kompetisi yang sedang berjalan seperti saat ini, cukup sulit mencari pelatih handal. Apalagi, PMU tidak hanya membutuhkan figure yang pintar meracik tim namun juga harus bisa menjadi motivator hebat bagi para pemain. Hal ini untuk membangkitkan semangat tim pasca kekalahan beruntun dalam 2 laga terakhir. (mad)