Patung Karapan Sapi, Saksi Bisu Kebesaran Dermaga Kamal

image
Patung Karapan Sapi, Saksi Bisu Kebesaran Dermaga Kamal

Bangkalan, maduracorner.com – Patung karapan sapi dibangun berdekatan dengan loket penjualan tiket kapal motor penyeberangan (KMP) dermaga Kamal Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan. Patung itu menjadi saksi bisu era kebesaran dermaga Kamal. Sebelum jembatan suramadu beroperasi dan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) pada tanggal 10 Juni 2009. Saat itu dermaga Kamal menjadi urat nadi perekonomian masyarakat dan menjadi ‘jembatan’ penghubung antara pulau Madura dengan pulau Jawa.

Patung karapan sapi itu juga jadi saksi bagaimana sibuknya suasana dermaga kala memasuki bulan Ramadhan dan jelang hari raya Idul Fitri seperti sekarang ini. Kendaraan roda empat maupun roda dua harus rela antre hingga 3 km. Apalagi saat arus balik, para supir dan penumpang kadang harus menginap di pinggir jalan hanya sekadar untuk menyeberang ke pulau Jawa.

“Namun, kini hanya tinggal kenangan pak. Andaikan patung karapan sapi itu bisa bicara, barangkali dia akan bercerita banyak tentang peran dermaga Kamal dalam memberikan kontribusi pada 4 kabupaten di Madura,” tutur salah seorang penyobek karcis di mulut dermaga Kamal satu, Hartono, Jumat (24/6/2016).

Termasuk terciptanya lapangan kerja kepada masyarakat. Seperti pedagang kali lima (PKL), puluhan buruh jasa angkut barang dari kapal ke dermaga atau sebaliknya. Dermaga Kamal seakan tidak pernah tidur, baik siang maupun malam terus menggeliat. Tetapi setelah suramadu beroperasi, penumpang penyeberangan dermaga Kamal-Ujung Surabaya turun drastis. Dampak lainnya, sangat berpengaruh terhadap aktivitas PKL, jasa buruh pelabuhan dan bus mini yang biasa beroperasi di terminal Kamal menuju Madura timur kehilangan penumpang. Bahkan puluhan pegawai (PNS) yang bekerja di dermaga Kamal banyak yang dimutasi ke Banyuwangi, Merak, dan dermaga Lombok.

“Puluhan teman saya sudah dimutasi ke berbagai pelabuhan. Sebab dermaga Kamal sudah tidak membutuhkan lagi personil yang banyak,” tutur Hartono.(yan)

Penulis: Yayan
Editor: Buyung Pambudi

Pos terkait