Maduracorner.com, Sampang – Sebuah aksi perpeloncoan tidak manusiawi berhasil tertangkap kamera video amatir seorang warga Sampang, Madura. Mohammad Ikbal Fatoni, sang pemilik gambar menuturkan, dirinya mengambil video ini saat berlibur bersama keluarganya di lokasi wisata alam Coban Rondo, Malang, Jawa Timur, pertengahan bulan September kemarin. Dalam video berdurasi dua menit 40 detik tersebut jelas terlihat, sejumlah siswa baru dipaksa makan lumpur oleh seniornya yang diduga adalah pengurus OSIS sekolah yang bersangkutan. Seraya bersimpuh, mereka disuapi lumpur sungai dengan menggunakan sendok dari dalam gelas. Lumpur ini menurut Ikbal Fatoni diistilahkan sebagai es krim oleh para seniornya tersebut. Tidak cukup itu saja. Usai dipaksa menelan lumpur, gelas bekas wadah lumpur tersebut kemudian diberi air sungai yang selanjutnya diminumkan secara bergilir pula. Bahkan air sungai itu terlebih dahulu diobok-obok agar menjadi air keruh. Dalam gambar video amatir ini juga terlihat, salah seorang senior sempat memeriksa mulut siswa barunya, khawatir air keruh tersebut tidak diminum. Lebih miris lagi, para siswa lain dipaksa bertiarap di dalam air dan disuruh merangkak serta merayap. Dan jika menolak, tampak dengan jelas pula sang senior menginjak punggung mereka dari atas. Dari rekaman video ini pula, jelas terdengar ada suara melalui alat pengeras suara yang dipegang seseorang yang mengatakan, “saya tidak ingin memiliki murid yang klemar-klemer dan tidak tidak bisa tanggap situasi. Saya mau yang tanggap situasi, langsung cekatan”. “Bisa jadi itu yang pegang speaker guru atau pembina OSIS nya. Dia menyebut dengan kata ‘murid’ pada para siswa itu”, ujar Ikbal Fatoni pada wartawan di rumahnya, selasa sore (02/10/2012). Ikbal Fatoni mengatakan, aksi perpeloncoan ini membuat miris sejumlah pengunjung wisata Coban Rondo yang kebetulan melihat saat itu. Namun mereka enggan menghentikan aksi ini karena bukan wewenang mereka. “Awalnya saya melihat banyak wisatawan yang bergerombol dekat sungai. Setelah saya mendekat, saya ya melihat aksi tidak manusiawi itu, mas. Banyak pengunjung yang mengelus dada melihat hal tersebut”, cerita Ikbal lagi. Menurut Ikbal, dari spanduk yang menjadi background di lokasi jelas terlihat aksi perpeloncoan ini berlabel Latihan Dasar Kepemimpinan yang dilakukan oleh sebuah SMA swasta Surabaya. “Kami para pengunjung tak berani melarang. Khawatir salah paham dengan mereka”, tambah Ikbal. Cara orientasi siswa baru yang tidak manusiawi seperti ini, tentu diluar batas kewajaran. Selain tidak mengandung unsur pendidikan, aksi ini juga rawan membawa korban bagi para siswa baru yang tidak kuat secara fisik. Dengan sistem pelatihan dasar yang salah kaprah semacam ini, akan memicu aksi kekerasan berkelanjutan dan menjadi tradisi buruk dalam proses pendidikan.(mad) |