Dalam simulasi itu, pengaman lebih ditekankan pada upaya antisipasi kemungkinan adanya aksi upaya menggagalkan pelaksaan pemilu, serta bentuk tindakan lain yang bisa berdampak pada kelancaran pelaksaan.
“Kami dari institusi Polri menginginkan agar pelaksaan sesuai harapan, dan tidak ingin pesta demokrasi ini terganggu,” kata Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarus.
Dalam simulasi itu, sistem pengamanan ditekankan pada upaya antisipasi berbagai teror, seperti teror bom, dan berbagai kemungkinan kecurangan pemilu.
Ada beberapa hal yang menjadi pusat perhatian polisi dalam melakukan pengamanan. Yakni kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), serta kantor pelaksana pemilu di tingkat kecamatan dan desa.
Selain itu, petugas juga memperketat pengamanan di berbagai tempat pemungutan suara (TPS) se-Kabupaten Pamekasan.
“Jadi pola pengamanan yang kami simulasikan ini nantinya yang akan diberlakukan pada pemilu 9 April 2014,” katanya menjelaskan.
Sehingga, sambung dia, saat pelaksanaan pemilu nanti, petugas sudah memiliki gambaran tentang berbagai titik vital yang perlu diamankan, serta langkah taktis yang harus ditempuh.
Menurut Kapolres, khusus untuk pengamanan pemilu legislatif 2014 ini, pihaknya akan meminta bantuan instansi terkait, seperti personel Kodim 0826 Pamekasan, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). (*)