Warga Syiah Sampang yang mengungsi di Sidoarjo mencapai 2.035 jiwa dari 69 kepala keluarga. Pemerintah mengatakan keberadaaan mereka bersifat sementara.
Ahmad Hidayat dari organisasi Ahlul Bait Indonesia, yang mewakili sejumlah warga asal Sampang di Sidoarjo mengatakan harapan utama mereka adalah kembali ke kampung halaman dan tidak menginginkan dipindahkan.Janji presiden ini dilontarkan saat bertemu dengan perwakilan penganut Syiah minggu pertama Juli lalu.
“Selama bertemu Presiden, tidak pernah sama sekali pun disebut-sebut soal relokasi. Kami pegang janji Presiden itu, diucapkan di bulan Ramadan, dicatat Allah,” kata Hidayat.
Salahkan Pemkab
Isolasi desa-desa yang menjadi kampung penganut Syiah di Sampang dianggap turut menyebabkan masyarakat setempat kerap bentrok karena terlalu keras dengan pandangannya masing-masing.
Namun Rudi juga mempertanyakan sikap pusat, termasuk terjunnya presiden secara langsung dalam hal ini, yang dinilainya justru akan membuat persoalan berlarut.
“Konflik Sampang ini sudah berapa tahun? Dari (tahun) dua ribu berapa itu? Nah datanglah pejabat petinggi dari Jakarta itu, tang-tung-tang-tungdatang tanya nyalahkan pulang,” kritik Rudi.
Ia merasa Pemkab selama ini banyak dituding bersalah tanpa pernah disodori solusi.
“Apa rekomendasinya? Tidak ada. Tidak bisa selesaikan masalah Sampang dalam beberapa bulan.”
Presiden diperkirakan akan menggelar forum rekonsiliasi di Surabaya dalam satu hari dari rencana kunjungannya ke Surabaya pada akhir Juli hingga awal Agustus.
Konflik kekerasan di Sampang mencuat menjadi pemberitaan nasional sejak 2002 dan setelah itu muncul berbagai bentrokan susulan.
Pulang kampung berisiko
Namun Profesor Abd A’la yang ditugasi pemerintah menyiapkan rekonsiliasi mengkritik penolakan untuk rekonsiliasi ini.
“Seharusnya dengar saja dulu, kita berpandangan terbuka. Kalau masing-masing pihak bersikeras begini, kapan bisa ketemu,” kata A’la yang telah bertemu dengan penganut Syiah dan penentangnya.
A’la juga mengatakan kembalinya mereka ke Sampang harus dipertimbangkan demi keamanan.
“Tetapi apakah mereka perlu dijaga terus-menerus oleh aparat kemanan seperti sedang (berada) dalam status darurat militer? Sebaliknya, apa relokasi juga menyelesaikan masalah?” kata A’la yang juga Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.
Sementara itu, Pemda Sampang memperkirakan diperlukan paling tidak tiga tahun agar warga yang mengungsi dapat kembali ke kampung halaman mereka.
Apa hambatan dalam upaya rekonsiliasi ini? Apakah memungkinkan bagi penganut Syiah untuk kembali ke kampung halaman dan hidup berdampingan kembali dengan warga di Sampang
News Source : BBC-Indonesia