Sampang,maduracorner.com – Puluhan nelayan dari 5 desa mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, rabu (04/03/2015) siang. Mereka berasal dari Desa Tamberu Timur, Tamberu Barat, Banyuates, Nepah dan Betioh. Para nelayan ini datang untuk mempertanyakan nasib mereka sebagai warga yang terdampak dari kegiatan eksplorasi Minyak dan Gas (Migas) milik Petronas di pantai setempat.
Namun sayangnya, pihak dari Petronas tidak hadir menemui mereka. Para nelayan ini pun merasa kecewa karena hanya di temui sejumlah pejabat Pemkab Sampang saja. Yakni Wakil Bupati Sampang Fadhilah Budiono serta salah satu Asisten Bupati, Samsyul Hidayat.
Padahal, para nelayan ini berharap bisa beraudiensi langsung dengan pihak Petronas. mereka mengaku selama ini selalu tidak dipedulikan oleh Petronas. Termasuk dari awal proses eksplorasi yang tidak pernah ada komunikasi.
Menurut nelayan yang didampingi aktivisi Madura Development Watch (MDW), keterlibatan masyarakat setempat sangat penting karena mereka yang bisa merasakan langsung dampak dari kegiatan Migas. Apalagi sejak adanya eksplorasi Migas, hasil tangkapan nelayan menurun.
“Kami hanya ingin minta penjelasan terkait hak rakyat pantai utara Sampang. Apa yang seharusnya diterima dari kegiatan Migas tersebut. Yang kami tahu, lokasi sekitar eksplorasi ditetapkan sebagai daerah terdampak menurut analisis lingkungan”,kata Tamsul dari MDW.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Asisten II Pemkab Sampang, Syamsul Hidayat mengatakan, selama ini yang dia ketahui Petronas telah memberikan Corporate Sosial Responsibility (CSR) senilai Rp 600 juta terhadap warga Banyuates, Sokobenah dan Ketapang.
Syamsul Hidayat menerangkan, ada 3 macam bentuk CSR yang diberikan. Diantaranya pelatihan kerja selama sebulan yang melibatkan 3 Kecamatan. Dan juga rehabilitasi gedung madrasah serta MCK. “Jadi hanya itu yang saya ketahui, untuk sosialisasi Petronas saya kurang paham. Karena adanya kesibukan saya kadang tidak hadir di kegiatan Petronas”,terang Samsul.
Namun para nelayan kurang puas dengan penjelasan dari Asisten II tersebut. Untuk menengahi kekecewaan para nelayan, akhirnya Pemkab Sampang berencana menjadawal ulang pertemuan antara Petronas dengan para nelayan pantai utara.
“Paling lambat hari kamis yang akan datang, Petronas harus bisa dihadirkan. Kalau tidak ada iktikad baik maka akan menjadi bumerang bagi Petronas”,tegas Tamsul. “Kalau masih mangkir dari batas maksimal ini, kita ramai-ramai akan ke SKK Migas di Surabaya”,ancam Tamsul lagi yang disambut tepukan para nelayan. (son/mad)
Penulis : S Umar Al Farouq
Editor: Mamad el Shaarawy