Bangkalan,maduracorner.com – Sehari setelah kabar duka dari Arab Saudi, rumah Siti Zaenab binti Duhri Rupa di kampung Pasarean, desa Mertajesah, Bangkalan, terus kedatangan para pelayat, kamis (16/4/2015) pagi. Utamaya dari sanak keluarga maupun tetangga. Mereka datang untuk menyampaikan rasa duka cita ke pihak keluarga zaenab.
Para pelayat tersebut diterima oleh keluarga Halimah, kakak kandung Zaenab yang selama ini merawat kedua putra Zaenab, Syaiful Syarifuddin dan Ali Ridho. Kedunya memang tinggal bersama Halimah sejak Zaenab berangkat jadi TKW ke Arab Saudi tahun 1998 lalu.
Syaiful Syarifuddin (22), putra tertua Zaenab menyatakan, pihak keluarga berkeinginan untuk berziarah ke makam Zaenab di kompleks pemakaman Baqik, Kota Madinah. Apalagi, hal ini sebagaimana yang dijanjikan pemerintah RI yang akan mengusahakan hal tersebut pasca tujuh hari meninggalnya Zaenab nanti.
“Keinginan terdekat kami tentu berziarah ke makam ibu. Pemerintah juga sudah menjanjikan itu. Katanya nanti setelah 7 hari ibu”,ungkap laki-laki yang akrab disapa Ipung tersebut kepada maduracorner.com saat menyambanginya di Mertajesah.
Ipung ingin berangkat bersama keluarga Halima serta dengan adiknya Ali Ridho yang saat ini masih merantau di Kalimantan. “Berziarah bersama adik dan bibi”,ucapnya singkat.
Dan kini, Syarifuddin dan Ali Ridho yang telah yatim piatu karena sang ayah juga sudah meninggal, harus menjalani hidup tanpa kedua orang tuanya. Jika Ali Ridho merantau ke Kalimantan, Syarifuddin menjalani kesehariannya dengan membantu Halimah berjualan nasi pecel di kompleks pemakaman Syaikhona Mohammad Kholil.
“Sekedar membantu bibi berjualan nasi pecel di Pasarean. Belum ada kegiatan lain”,ujar Ipung yang tamatan SMK ini.
Hal ini tentu menjadi PR bagi pemerintah. Karena Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), Nusron Wahid berjanji, akan mengurus masa depan kedua putra Zaenab. Janji tersebut diucapkan saat mendatangi rumah duka rabu kemarin.
Sebagaimana berita sebelumnya, Zaenab akhirnya dihukum pancung oleh pengadilan agama Kota Madinah, selasa (14/4/2015). Vonis mati ini sendiri diputuskan tahun 2001 lalu setelah Zaenab terjerat kasus pembunuhan majikan perempuannya di Arab Saudi. Perbuatan tersebut dilatar belakangi perilaku kasar majikannya terhadap Zaenab yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Meski divonis tahun 2001, eksekusi terhadap Zaenab tertunda. Selain berkat lobby Presiden RI era Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Susilo Bambang Yudhoyono, pelaksanaan eksekusi ini juga harus menunggu ahli waris korban berstatus aqil baligh. Dan akhirnya, eksekusi ini dilakukan tanggal 14 April 2015 kemarin. (mad)
Penulis: Mamad el Shaarawy
Penulis: Mamad el Shaarawy