
Bangkalan,maduracorner.com – Ironi ini kami beritakan bertepatan dengan peringatan Hari Guru Indonesia (HGI) ke-70. Ratusan honorer SD yang berijazah sarjana (S-1) hanya menerima honor perbulan Rp 250 ribu. Mereka adalah para guru yang mengabdi sebagai guru agama, olahraga serta guru mapel lainnya di 40 SD wilayah pedalaman Kecamatan Geger.
“Cukup tidak cukup, ya dicukup-cukupi honor segitu (Rp 250 ribu) setiap bulanya,”keluh salah satu guru olah raga, Dela saat ditemui bersama Kepala UPT Disdik Kecamatan Geger, Rahmat Hidayat, rabu (25/11/2015).
Dela berharap, pemerintah memperhatikan nasib para guru honorer yang selama ini mengabdi di pedesaan. Tidak hanya itu, dari sekitar 150 honorer yang mengabdi sebagai tenaga pendidik tersebut rata-rata sudah berkeluarga. Dengan masa pengabdian sebagai guru di desa antara 5 – 15 tahun. “Kami berharap semoga para guru honorer secepatnya diangkat sebagai PNS. Agar kesejahteraan mereka bisa terangkat,”harapnya.
Kepala UPT Disdik Kecamatan Geger, Rahmat Hidayat mengatakan, sumbangsih guru tidak tetap atau guru honorer ini sangat besar bagi lembaga pendidikan di wilayahnya. Karena dari 40 SD di wilayah Geger, rata-rata tidak mempunyai guru agama dan guru olahraga maupun beberapa guru mata pelajaran lainnya.
Dela berharap, pemerintah memperhatikan nasib para guru honorer yang selama ini mengabdi di pedesaan. Tidak hanya itu, dari sekitar 150 honorer yang mengabdi sebagai tenaga pendidik tersebut rata-rata sudah berkeluarga. Dengan masa pengabdian sebagai guru di desa antara 5 – 15 tahun. “Kami berharap semoga para guru honorer secepatnya diangkat sebagai PNS. Agar kesejahteraan mereka bisa terangkat,”harapnya.
Kepala UPT Disdik Kecamatan Geger, Rahmat Hidayat mengatakan, sumbangsih guru tidak tetap atau guru honorer ini sangat besar bagi lembaga pendidikan di wilayahnya. Karena dari 40 SD di wilayah Geger, rata-rata tidak mempunyai guru agama dan guru olahraga maupun beberapa guru mata pelajaran lainnya.
“Keberadaan para guru honorer tersebut sangat membantu kami. Karena guru di pedesaan saat ini masih kekurangan tenaga pengajar yang dibutuhkan,”ungkap Rahmat.
Namun Rahmat menyadari, jika berbicara masalah gaji bulanan guru honorer yang terbilang sangat kecil itu, dia tidak bisa berbuat banyak. Karena semuanya sudah ada rambu-rambu yang mengatur dan sesuai perintah dari atasan tentang besaran gaji guru honorer.
Namun Rahmat menyadari, jika berbicara masalah gaji bulanan guru honorer yang terbilang sangat kecil itu, dia tidak bisa berbuat banyak. Karena semuanya sudah ada rambu-rambu yang mengatur dan sesuai perintah dari atasan tentang besaran gaji guru honorer.
Namun dalam hal kesempatan pengangkatan guru PNS, Rahmat berjanji akan membantu sepenuhnya agar para guru honorer ini bisa mewujudkan mimpinya menjadi seorang PNS. “Soal gaji guru honorer yang kecil, kami tidak bisa berbuat banyak.Namun soal pengangkatan sebagai PNS, kami akan membantu sepenuhnya,”tandasnya. (yan/mad).
Penulis : Aryan
Editor : Mamad el Shaarawy
Penulis : Aryan
Editor : Mamad el Shaarawy