Sejarah Masjid Agung Bangkalan

 

1469951_614593871932448_1936539271_n

 

 Jum’at Kliwon tanggal 14 Jumadil Akhir 1234 H atau 10 April 1819 M I By : Dimitriev Indraena

Maduracorner.com.Bangkalan  – Pembangunan Masjid Agung Kota Bangkalan merupakan hal yang tidak terpisahkan dengan sejarah awal perpindahan pusat pemerintahan kerajaan di Madura, karena sejak ditangkapnya dan dibuangnya Pangeran Tjakraadiningrat ke IV (memerintah tahun 1718 sampai dengan 1745) yang disebut Sidingkap (asal kata Sido-Ing-Kaap) oleh Belanda (Kaap de Goede Hoop/Afrika), yang semula didesa Sembilangan dipindahkan ke Desa Kraton Bangkalan (tahun 1747) dengan diawali 3 bangunan utama yang terdiri dari :

 

1.  Bangunan Kraton (sebelah Timur)

2.  Bangunan Paseban (di Tengah)

3.  Bangunan tempat ibadah/masjid (sebelah Barat)

1471779_614593858599116_1844326685_n

 

Adapun penggantinya adalah Pangeran Adipati Setjoadiningrat dengan gelar Panembahan Tjakraadiningrat Ke V yang kemudian setelah watat disebut Pangeran Sidomukti (asal kata Sido-ing-mukti) yang memerintah tahun 1745 sampai 1770 dan dikebumikan di Aermata, Arosbaya. Pada masa pemerintahannya (tahun 1774) Kraton dipindahkan ke Bangkalan. Pangeran Sidomukti mempunyai putra R. Abd. Djamil, menjadi Bupati Sedayu dengan gelar R. Tumenggung Ario Suroadiningrat dan wafat mendahului Pangeran Sidomukti dengan meninggalkan istri yang sedang hamil 7 bulan dan setelah lahir diberi nama R. Tumenggung Mangkuadiningrat dan bergelar Tjakraadiningrat VI (Panembahan Tengah) wafat tahun 1780 dimakamkan di Aermata, Arosbaya.

1478925_614594078599094_82499667_n

Setelah Tjakraadiningrat VI wafat diganti Saudara ayahnya yang bernama R. Abdurrahman atau R. Tawangalun alias R. Tumenggung Ario Suroadiningrat atau Panembahan Adipati Tjakraadiningrat VII (memerintah tahun 1780 sarnpai dengan 1815) yang kemudian dikenal sebagai Sultan Bangkalan I. Masjid waktu itu masih khusus untuk keluarga kraton.

 

1461023_614593868599115_1724551508_n

1459981_614593861932449_1359049514_n

Setelah Panembahan Adipati Tjakraadiningrat VII wafat dan digantikan oleh Sultan R. Abd. Kadirun (Sultan Bangkalan ke II) pada tahun 1847, maka dalam kurun pemerintahan Sultan R. Abd. Kadirun, tepatnya pada hari Jum’at Kliwon tanggal 14 Jumadil Akhir 1234 H atau 10 April 1819 M sesudah sholat Jum’at, tiang agung dipancangkan (pemugaran yang pertama) dengan ukuran 30 m x 30 m, dan waktu itu diresmikan sebagai wakaf/dijadikan Masjid Umum (Jami)…

 

 

 

 

 

Pos terkait