Tradisi itu dilakukan tiga kali I By : AL
Maduracorner.com.Bangkalan – Menunaikan Ibadah Haji adalah rukun Islam yang kelima dan semua umat Islam sangat memimpikan untuk mewujudkannya tak terkecuali bagi Masyarakat Madura yang mayoritas penduduknya beragama Islam..
Saat jemaah berangkat haji, diantar oleh ratusan orang dari famili dan tetangga ke tempat dimana jemaah dilepas oleh pemerintah setempat. Ini sifatnya sukarela. Yang mau ikut hanya bermodalkan kendaraan roda empat saja. Keluarga jemaah haji hanya menyiapkan makan sebelum berangkat, dan saat menunggu keberangkatan calon haji.
Ketika seorang calon haji sudah meninggalkan rumah, salah satu anggota keluarganya menabur uang recehan dan kertas pecahan sampai Rp 5.000. Biaya yang dikeluarkan untuk keberangkatan jemaah ini, juga menghabiskan biaya jutaan rupiah.
Selama jemaah berada di Makkah, pihak keluarga yang ditinggalkan di rumahnya menggelar doa bersama dengan membaca Al Quran dan shalawat setiap malam. Warga yang datang bisa mencapai 50 lebih, bahkan sampai ratusan. Sehabis menggelar doa bersama, mereka diberi makan atau kue serta minuman. Kegiatan seperti berlangsung sampai 40 hari atau sampai yang sang haji pulang.
Saat datang dari menunaikan haji, jemaah dijemput dengan meriah. Puluhan kendaraan roda empat dan ratusan kendaraan roda dua mengiringi kedatangan jemaah. Bagi pemilik kendaraan roda empat, hanya diberi makan saja sebelum berangkat menjemput dan setelah tiba di rumah jemaah. Sementara untuk roda dua, selain diberi makan sebelum menjemput dan saat datang dari penjemputan, mereka juga diberi ganti bensin.
Biaya selama kedatangan jemaah ini juga menghabiskan jutaan rupiah. Selama 40 hari, jemaah haji yang sudah selesai menunaikan ibadah dengan baik dan sempurna di Makkah dan Madinah, didatangi oleh sanak kerabat, tetangga, para kenalan dan ulama.
Mereka datang untuk meminta doa keberkahan dari ibadaha haji. Diyakini masyarakat Madura, jemaah haji selama 40 hari dari kedatangannya dari Makkah dan Madinah, do’anya lekas dikabulkan Allah.
“Bagi warga yang datang ziarah ke keluarga haji, diberi makan dan minum serta mereka diberi suvenir khas Timur Tengah, seperti dupa, sajadah, tasbih, minyak wangi, kerudung, baju, songkok haji, sorban dan berbagai sofner lainnya,” ungkap Achmad, yang pernah melayani saudaranya yang sudah pernah ibadah haji.
Bagi jemaah haji sendiri, sebelum pulang ke rumahnya, masih belanja oleh-oleh khas dari Arab Saudi. Oleh-oleh itu disesuaikan dengan orang yang akan diberi. Kalau hanya warga biasa, cukup diberi dupa atau kemenyan saja atau ditambah dengan tasbih.
Para kerabat dekat mendapat sajadah, baju, surban atau songkok haji. Sementara itu kalangan ulama mendapat oleh-oleh berupa surban, sajadah, baju, minyak wangi dan lainnya.
Setelah 40 hari dari kedatangan haji, digelar selamatan lagi dengan mengundang sanak kerabat dan tetangga. Namun jumlah undangannya lebih sedikit, antara 40 sampai 60 orang saja. Acara ini untuk mengucapkan syukur karena dia sudah bisa menjalankan rukun Islam kelima itu.
“Jika dikalkulasi semua, biaya sebelum berangkat, selama di Makkah dan Madinah, saat datang hingga 40 hari setelah kedatangannya, bisa dua kali lipat dari ongkos haji,” pungkas Achmad…
Sumber : Sapekerap.blogspot.com