Sampang, maduracorner.com – Tradisi ngosar (mengusap) kepala anak yatim sekaligus memberian santunan sudah menjadi tradisi yang dipertahankan sejak tahun 1958 oleh Pondok Pesantren Assirojiyyah di Kampung Kajuk Kelurahan Rongtengah Kecamatan Sampang Kota.
Tepat tanggal 10 Muharram 1437 Hijriyah atau Jumat (23/10/2015) pagi, sebelum tradisi ngosar kepala anak yatim dimulai, sekitar 1000 lebih santri berkumpul di masjid pesantren menggelar doa bersama dan mendengarkan tausiyah dari pengasuh pesantren Assirojiyyah KH. Ato’ullah.
Menurutnya, bulan Muharram merupakan bulan yang sangat bersejarah bagi umat Islam. Dimana pada tanggal 10 Muharram banyak peristiwa besar yang terjadi pada tanggal tersebut, di antaranya diterimanya taubat Nabi Adam, serta dibebas-kannya Nabi Yunus dari mulut ikan paus setelah 40 hari berada didalam perut ikan.
“Berpuasa 1 hari sama halnya berpuasa setahun, bersedekah hari ini sama halnya bersedekah setahun. Dan memberikan santunan serta ngusap kepada anak yatim di tanggal 10 Muharram akan di maafkan dosa-dosa sebanyak rambut yang di usap,” kata Kyai Ato’ dihadapan para santri.
Kemudian, belasan santri yang berstatus anak yatim duduk melingkar berjejer rapi. Satu persatu para ustad kemudian mengusap kepala dan mencium rambut anak yatim satu persatu.
Sejumlah anak yatim tampak meneteskan air mata haru dan teringat orang tuanya yang sudah meninggal dunia.
“Tahun ini ada 18 santri yatim yang mendapatkan santunan. Rata-rata uang sumbangan berasal dari keikhlasan para santri dan kalangan keluarga pesantren,” ujar Sekertaris Pesantren, Adnani.
Tidak hanya sejumlah uang, para anak yatim juga mendapat santunan pakaian yang juga berasal dari sumbangan santri.
“10 Muharram juga merupakan momen untuk menumbuhkan rasa saling menyayangi dan peduli terhadap terhadap anak-anak yatim,” tandasnya. (fat/yung).
Penulis : S Umar Al Farouq
Editor : Buyung Pambudi