Maduracorner.com, Bangkalan – aksi solidaritas terhadap wartawan di Riau yang menjadi korban brutalisme oknum TNI saat meliput jatuhnya pesawat hawk 200 terus meluas. Di kabupaten Bangkalan, belasan wartawan yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Bangkalan (KWB) Rabu (17/10) mendatangi markas Kodim 0829. Mereka mendesak Dandim Kol.Inf. Wisnu Prasetyo turut meminta maaf secara institusi.
Para pekerja pers KWB yang terdiri dari wartawan media cetak harian, tv, radio maupun online itu juga menuntut komitmen Dandim agar aksi brutal seperti yang dilakukan oknum perwira TNI AU di Riau tidak akan pernah terjadi di Bangkalan.
Sementara di kabupaten Sampang, Aliansi Jurnalis Sampang (AJS) menggelar aksi Teatrikal yang menggambarkan kekerasan di Riau tidak perlu terjadi. Seorang aparat langsung menggertak dan melarang wartawan yang sedang mengambil gambar jatuhnya pesawat. Tidak hanya gertakan, si wartawan juga di tendang dan di tindih hingga sulit bernafas. bahkan kamera yang dipegangnya juga di rampas.
Aksi teatrikal ini di gelar Aliansi Jurnalis sampang untuk mengutuk kekerasan di Riau yang dilakukan TNI AU. Ketua Alinasi Jurnalis Sampang Salli Nawali mengatakan, kekerasan terhadp wartawan yang terjadi di Riau tidak perlu terjadi.
“Kekerasan itu sebenarnya tidak perlu terjadi, karena itu (kekerasan) kebiasaan lama dan tidak perlu dilakukan saat ini, apalagi terhadap wartawan yang meliput di ruang public dan bukan di areal markas,” kata Salli Nawali.
Sebagai bentuk matinya kebebasan pers, wartawan sampang meletakkan seluruh id card dan kamera di tanah. seperti halnya saat TNI melakukan kekerasan pada wartawan yang disaksikan anak sekolah. Aksi AJS ini di gelar di pelataran monumen kota Sampang, juga disaksikan anak sekolah dasar yang baru pulang sekolah. (din/min)