Zikir

Puisi By : D Zawawi Imron

D Zawai ImronMaduracorner.com.Bangkalan –

Alif, alif, alif!

Alifmu pedang di tanganku

Susuk di dagingku, kompas di hatiku

Alifmu tegak jadi cagak, meliut jadi belut

Hilang jadi angan, tinggal bekas menetaskan

 

Terang

Hingga aku

Berkesiur

Pada

Angin kecil

Takdir-

Mu

 

Hompimpah hidupku, hompimpah matiku

Hompimpah nasibku, hompimpah, hompimpah

Hompimpah!

Kugali hatiku dengan linggis alifmu

Hingga lahir mataair, jadi sumur, jadi sungai,

Jadi laut, jadi samudra dengan sejuta gelombang

Mengerang menyebut alifmu

 

Alif, alif, alif!

Alifmu yg Satu

Tegak dimana-mana

 

1980

 

Ibu

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau

sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting

hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau

sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku

di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan

lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku

dan ibulah yang meletakkan aku di sini

saat bunga kembang menyemerbak bau sayang

ibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumi

aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudera

sempit lautan teduhtempatku mandi, mencuci lumut pada diri

tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku

kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan

namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu

lantaran aku tahuengkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal

Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala

sesekali datang padaku

menyuruhku menulis langit biru

dengan sajakku

 

1966

Pos terkait