​Ini Pernyataan Tegas Kapolres Bangkalan Sikapi Kebiasaan Lapor Blater ketika Kehilangan Motor

HMI dan mahasiswa UTM saat menggelar FGD di Kecamatan Kamal

Bangkalan, maduracorner.com – Kehilangan motor kerap dialami mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura. Namun, mereka lebih memilih melapor dan menggunakan jasa para blater (preman) dibanding mengadu kepada pihak kepolisian. Fenomena seperti ini, sudah membudaya dikalangan mahasiswa.

Pernyataan tersebut disampaikan mahasiswa ketika Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bangkalan menggelar Fokus Group Discussion (FGD) di kantor Kecamatan Kamal bersama Kapolres Bangkalan, Kapolsek Kamal, Kapolsek Socah, dan perwakilan Danramil Kamal, Minggu (28/8/2016) malam.

“Melapor kepada blater membuahkan hasil, dengan menyediakan uang tebusan, motor dikembalikan,” ucap Mahasiswa Fakultas Pertanian, Benny.

Menurutnya, ketika kehilangan kendaraan dan melapor kepada polisi tidak ada jaminan motor bisa kembali. Sehingga, alasan itulah yang mendasari mahasiswa menggunakan jasa preman. Apalagi, jasa blater ini cukup teruji dan tidak membutuhkan waktu yang lama.

“Misalnya, motor hilang pukul 09.00 pagi hari dan langsung melapor tidak lama kemudian sudah ditemukan,” paparnya.

Sementara itu, Kapolres Bangkalan, AKBP Anissullah M Ridha dengan tegas menyampaikan, jika mahasiswa maupun yang lain lebih percaya kepada blater dari pada polisi sama halnya menjadi penghianat keamanan.

“Kalau cara seperti ini dibudayakan tentunya sudah menjadi kebiasaan buruk,” tegas Anissullah dihadapan mahasiswa.

Menurutnya, menggunakan jasa blater dan tidak melapor kepada polisi menyebabkan upaya pengungkapan kasus pencuriaan kendaraan bermotor (curanmor) menjadi tersumbat. Seharusnya, budaya itu dibalik, saat terjadi kehilangan segera melapor ke polisi dan laporkan blater itu juga biar sekalian ditangkap.

“Tapi pertanyaannya, mahasiswa berani tidak melakukan itu. Jadi saat penyerahan uang kepada blater akan kami tangkap karena sudah memenuhi unsur pidana,” tandasnya. (Heriyanto Ahmad)

Pos terkait