Ternyata, Ada Kampung Eropa Di Marengan

Di Marengan inilah pusat pemerintahan colonial dibangun I By :
Maduracorner.com. Bangkalan –  Banyak kalangan meminta dinas terkait untuk terus melakukan inventarisir terhadap sejumlah asset wisata yang selama ini terkesan diabaikan.
Salah satunya mengenai situs sejarah yang tersebar di beberapa desa yang ada di wilayah daratan seperti halnya desa Marenagan, Kecamatan Kalianget Sumenep.
Informasi yang dihimpun MADURATANI.com  menyebutkan, kelebihan desa marengan tidak hanya dikenal dengan wisata kuliner Pattola nya, yang merupakan makanan khas masyarakat setempat.
Lebih dari itu, Marengan, pada masa penjajahan Kolonial Belanda dikenal sebagai zona penting orang-orang kulit putih, yang nota bene menjadi pusat pergerakan perekonomian hingga sekarang,
“Marengan tempo dulu dikenal dengan komoditas garam yang konon dikendalikan colonial. Tempat itu juga mnejadi permukiman warga asing seperti dari Negara Eropa.
Di Marengan inilah colonial pusat-pusat pemerintahan colonial dibangun”, terang Habib, mengurai sejumlah referensi tentang situs sejarah Marengan tempo dulu.
Diceritakan Habib, sejumlah titik di Desa Marengan seringkali dijadikan zona ekonomi khusus oleh bangsa colonial sejak tahun 1800an.
“Di kawasan Marengan ini, perkembangan ekonomi colonial berekembang pesat dan monopoli mereka menunjukkan eksistensi kekuatan orang-orang Eropa saat itu di tanah Indonesia, yang zaman dulu dikenal dengan tanah Hindia”, lanjutnya.
Bahkan ketika ditanya valid tidaknya data itu, Habib menjamin 100 persen kebenarannya. Ia juga menyebut beberapa tokoh asing seperti Dirk van Duyne, seorang pelancong dari tanah Scheveningen sebuah kota kota yang terletak di kawasan pesisir Negara Belanda.
“Saat itu Dirk Van Duyne masih berusia 20 tahun saat pertama kali memasuki kawasan Marengan pada tahun 1850” urainya panjang lebar.
Dalam sebuah keterangan, lanjut Habib, Dirk Van duyne lebih dikenal dengan sebutan Dirk I, memulai karirnya sebagai seorang penjaga rumah di salah satu keluarga terkenal di Pulau Jawa hingga akhirnya memutuskan pindah dan menetap di kawasan Pamekasan.

 

“Entah apa alasannya Dirk pindah lagi ke Sumenep dan sempat menjadi pegawan dinas sipil, meski akhirnya jabatan itu ditanggalkan dan beralih profesi sebagai pedagang.

Orang Belanda ini akhirnya menikahi seorang gadis Jawa bernama Marian (Mariam)  dan tinggal seatap di “Kampung Eropa” Marengan, Kawasan Timur Kota Sumenep”, (fer/*)van duyne uit soemenep

 

Sumber :

Pos terkait