Syiah | oleh Miftahul Faruq

Maduracorner.com,Sampang– Sebanyak 8 Kepala Keluarga (KK) atau 23 orang penganut aliran Syiah di desa Blu’uran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, yang masih tinggal di lokasi konflik Kamis (01/11/2012) malam, kembali ke ajaran yang mereka anut sebelumnya yakni Ahlussunnah Wal Jemaah (Sunni).
Upacara kembalinya penganut ajaran Syiah ke ajaran Sunni tersebut dipusatkan di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum, desa Gersempal, Kecamatan Omben, yang di pimpin langsung oleh KH. Lutfi Lah Ridwan serta dihadiri perwakilan dari Polres Sampang, Kemenag, Para ulama serta sejumlah tokoh masyarakat setempat.
“Dari 8 kepala keluarga itu sebanyak 23 orang yang sudah kembali ke ajaran Sunni dan sebelumnya di tempat yang sama pada tangga 24 Oktober lalu sebanyak 15 KK sudah kembali ke ajaran Sunni,” ujar Kepala Bakesbangpol Sampang, Rudi Setiadi melalui Kabid Kewaspadaan Soekrisno hadi, saat dikonfirmasi, Jum’at (02/11/2012).
Soekrisno menjelaskan, dalam upacara kembalinya sejumlah penganut aliran Syiah di desa Blu’uran, Kecamatan Karang Penang ke ajaran Ahlussunah Wal Jamaah (Sunni) tersebut diawali dengan pembacaan dua kalimat Syahadat.
“Setelah pembacaan dua kalimat Syahadat yang dipimpim oleh KH. Lutfi Lah Ridwan dilanjutkan dengan pembacaan ikrar bahwa mereka tidak akan kembali lagi ke aliran Syiah,” terangnya.
Dijelaskan Soekrisno, mereka kembali ke ajaran sebelumnya atas kemauannya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Pihaknya berharap dengan rujuknya sebagian warga Syiah terserbut bisa mengkondusifkan situasi di daerah konflik.
“Sementara para pangunut aliran Syiah yang sudah tidak punyak tempat tinggal akibat terjadi kerusuhan beberapa bulan yang lalu, saat ini tetap memilih bertahan di tempat pengungsian di GOR Tennis Indoor kota Sampang,” pungkasnya.(mi/min)