BANGKALAN, MADURACORNER.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, menemukan 86 warga setempat positif menderita HIV/AIDS. Rata-rata penderita penyakit mematikan tersebut tersebar di setiap kecamatan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bangkalan, Walid Yusufi mengatakan, penderita HIV/AIDS yang kini dalam perawatan RSUD Bangkalan sebanyak 58 orang, 14 penderita menjalani peratawan di Puskesmas Blega, serta 8 orang di Puskesmas Arosbaya.
“Sementara di puskesmas lain, ada enam orang, sehingga total penderita HIV/AIDS yang teridetifikasi sebanyak 86 orang,” jelasnya dikutip dari Liputan6.com,Senin (4/12/2017).
Umumnya, warga Bangkalan yang dinyatakan positif menderita HIV/AIDS itu merupakan perantauan, dan tidak sedikit di antara mereka itu merupakan mantan TKI yang bekerja di luar negeri seperti Malaysia dan Arab Saudi.
“Rata-rata penderita AIDS merupakan warga perantauan, tapi tidak semua. HIV masuk ke Bangkalan karena dibawa dari luar daerah. Kemungkinan gonta-ganti pasangan dan penyebab lainnya” paparnya.
HIV/AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat kekebalan tubuh menurun. Jenis penyakit ini menyerang sel darah putih yang mampu melawan infeksi. Namun, setelah itu HIV memasuki sel darah putih untuk perkembangbiakannya.
“Virus ini, kemudian merusak dan akhirnya membunuh sel darah putih. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh semakin menurun sehingga menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap segala serangan penyakit hingga AIDS,” imbuhnya.
Menurutnya, beberapa tempat sel darah putih di antaranya berada di cairan darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI). Proses penularan bisa pada saat beraktivitas yang menyebabkan pertukaran cairan tubuh dari orang yang terinfeksi.
“Jadi, bisa melalui cairan darah, seperti transfusi darah, pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan dipakai bersama-sama, penularan melalui cairan kelamin, hubungan seksual tanpa kondom,” ucapnya.
Selain itu, penularan jenis penyakit tersebut, bisa juga terjadi selama proses kehamilan, persalinan, dan menyusui. Orang yang sudah terinfeksi HIV akan tampak sehat dan dapat beraktivitas seperti biasa.
Pada masa periode jendela, HIV sudah masuk ke dalam tubuh manusia. Namun sistem kekebalan tubuh belum membuat antibodi HIV. Kemudian, infeksi oportunistik yang mengambil kesempatan untuk muncul di saat kekebalan tubuh manusia sangat lemah.
“Hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV. Obat yang sekarang ada hanya ARV (antiretroviral), yakni sebagai terapi untuk menghambat perkembangan virus dalam tubuh,” tandasnya. (*)
Penulis: Heriyanto Ahmad
Editor: Achmad