Bangkalan, maduracorner.com – Sepakbola Indonesia masih berkubang dalam ketidakpastian. Terakhir, kasus pengaturan skor laga Timnas Sea Games hingga liga Indonesia mencuat. Bahkan menjadi perbincangan hangat public sepakbola nasional. Sejumlah petinggi klub hingga PSSI pun dituding terlibat. Karut marut match fixing ini makin memanas usai program Mata Najwa di salah satu TV nasional, rabu (25/6/2015) malam.
Dari catatan redaksi maduracorner.com, Achsanul Qasasi saat menjadi manajer tim Madura United di kompetisi ISL 2014 lalu, pernah menyebut adanya keterlibatan oknum Executive Committee (Exco) PSSI. Ucapan ini terlontar di hadapan para wartawan usai laga antara Madura United melawan Perseru Serui di Stadion Gelora Bangkalan (1/9/2014).
AQ menegaskan, keterlibatan tangan oknum Exco PSSI tersebut memakai tangan wasit pertandingan kala itu, Dodi Setia. “Saya memang mendengar, bahwa Perseru Serui ini ‘didukung’ oleh salah satu Exco (PSSI). Dan dia (oknum Exco PSSI) tidak mau terjadi degradasi terhadap Serui. Ini tidak bagus. Kalau menang ya menang. Kalau kalah ya kalah. Jangan minta bantuan wasit”,tegasnya saat itu.
“Apa yang terjadi pada sore hari ini adalah bagian dari kecelakaan sepakbola. Kita tidak boleh seperti ini terus. Kita sama-sama ingin menang, tapi kita harus menang secara gentle. Kita ingin menang secara baik”,tandasnya.
Mengenai indikasi pengaturan skor dalam laga ini, AQ menulis dalam akun twitter pribadinya bahwa angka skor pertandingan tersebut sudah ditentukan. Yakni 1-2 untuk kemenangan tim tamu, Perseru. “Waktu Persepam Madura United vs Perseru, sebelum masuk lapangan, saya sudah mendapat telphon bahwa Madura akan kalah 2-1. #Sakit”, tulis AQ.
Dalam catatan redaksi maduracorner.com, hasil pertandingan Madura United melawan Perseru Serui memang berkesudahan 1-1. Bukan 1-2 sebagaimana yang ‘direncanakan’ mafia pengaturan skor.
Untuk diketahui, laga ini sempat diwarnai kericuhan pada menit 70. Kericuhan ini terjadi dikarenakan buruknya kepemimpinan wasit saat itu, Dodi Setia.
Saat kedudukan masih 0-1 untuk Perseru, skuad Madura United sepanjang babak II menggempur habis-habisan pertahanan Perseru. Namun tidak tegasnya kepemimpinan wasit membuat suasana memanas. Bahkan permainan menjurus kasar.
Wasit Dodi Setia bahkan mengacuhkan dua momen paling kontroversial. Yang pertama, yakni saat pemain Madura United Issac Djober dijegal keras oleh pemain Perseru di kotak penalti mereka. Sementara momen kedua, kala centreback Perseru Sammi Pierre Patrick melakukan bloking tendangan keras gelandang serang Madura United Slamet Nur Cahyo. Hadangan bola sambil menjatuhkan diri tersebut membuat bola memantul dan mengenai tangan Sammi Pierre.
Sayang, wasit Dodi Setia tidak memberikan tendangan penalti bagi Madura United untuk kedua momen tersebut. Alhasil, supporter akhirnya mengamuk melihat ketidakberesan laga ini. Wasit sempat dikejar oleh official tim maupun supporter.
Usai amuk supporter tersebut, wasit rupanya menjadi keder. Setelah sempat dihentikan, laga dilanjutkan dan kembali berjalan ‘normal’. Keputusan wasit pun mulai adil hingga akhirnya berujung pada skor akhir 1-1. “Pertandingan yang bagus ini cacat karena ulah seorang wasit”,kecam AQ saat itu seusai laga. (mad)
Penulis: Mamad el Shaarawy