Sampang, maduracorner.com – Sejumlah aktivis Sampang Nglurug ke kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Sampang, Senin (21/03/2016). Mereka menyoroti persoalan lemahnya penanganan banjir dan juga transparansi bantuan bagi korban banjir yang disalurkan melalui pemerintah setempat.
“Ada banyak persoalan yang belum selesai. Termasuk ketidakmampuan Pemerintah menghitung jumlah korban banjir dan kerugian akibat banjir,” ujar salah seorang aktivis, Alan Kaisan.
Sebab menurut Alan, jumlah korban banjir dan kerugian yang ditimbulkan akibat banjir jumlahnya berubah-rubah. Hal itu menunjukkan Pemerintah tidak memiliki data akurat.
“Kami juga mempertanyakan anggaran bantuan nasi bungkus yang mencapai 245 juta. Pemkab harus transparan ke publik, berapa total jumlah bantuan yang diterima dan disalurkan kepada siapa saja bantuan itu,” sambungnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinsosnakertrans Sampang, Malik Amrullah mengatakan, bahwa kewenangannya hanya pada penyediakan dapur umum untuk korban banjir, diluar itu, dirinya tidak mengetahui.
“Pengendalinya ada di BPBD Sampang. Saya bekerja sesuai kewenangan saya. Kalau soal bantuan sudah disalurkan dengan melalui Kelurahan dan RT. Untuk total kerugian, semua masih di hitung ulang,” jawab Malik.
Dirinya melanjutkan, selama banjir terjadi, ada 35 ribu nasi bungkus yang dibagikan, dengan kisaran harga nasi Rp. 7000 per bungkus.
“Total 245 juta untuk biaya penyaluran nasi bungkus selama empat hari, itu belum biaya ongkos pekerja,” tukasnya. (aji)
Editor: Buyung Pambudi