Maduracorner.com, Bangkalan-Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalan akses dan jembatan Suramadu, seharusnya telah dibangun secara permanen unit laka gawat darurat di area Suramadu. Sehingga bila terjadi kecelakaan di area Suramadu, korban dengan ditangani dengan cepat. Sehingga bisa menekan resiko kejadian yang lebih fatal.
Hal ini dikatakan pengamat lalu lintas, A. Rofik, SH, menangagapi angka kecelakaan lalu litas di area Suramadu. “Sudah seharusnya di jembatan Suramadu dibangun unita laka dan gawat darurat. Karena angka kecelakaan di sana cukup tinggi. Ini seiring jumlah kendaraan bermotor yang melintasi jembatan Suramadu, terus meningkat,” katanya.
Selama ini penanganan kecelakaan lalu lintas katanya sangat lamban. Terutama yang bagi korban kecelakaan. Informasi yang diberikan masyarakat adanya kecelakaan, harus menggu unit laka lantas Polres Bangkalan. Petugas laka baru datang ke lokasi mengidentifikasi korbannya. Ini memerlukan waktu yang cukup lama. “Nantinya petugas akan mengirim ke rumah sakit daerah di Bangkalan.
Jadi ini tambah lama bagi koban ditangani secara medis. Kalau luka cukup parah, bisa bertamabah parah. Bahkan akan terjadi meningglnya korban laka, gara-gara penanganannya tidak cepan,” ungkap mantan anggota DPRD ini.
Menurutnya bangunan permanen unit laka dan gawat darurat di area Suramadu. Dilengkapi petugas laka lantas, ada tenaga medis dan paramedis, juga ada ambulan untuk korban laka. Bila ada kecelakaan di area Suramadu, tenaga terpadu bertindak cepat. Korban segera ditangani di unit darurat ini. kalau lukanya parah, segera rujuk rumah sakit di Surabaya. “Untuk mewujudkannya, perlu sinergi antara pemkab, dewan dan polres Bangkalan. Jembatan Suramadu sudah tiga tahun dioperasikan, namun tidak ada unit gawat darurat di Suramadu. Ini kan lucu, mana tanggaung jawab pementah daerah?,” tanyanya. (Jon).