Becak Tradisional Perlahan Tersingkir

Bentor Singkirkan Becak | Oleh: Aryan

Maduracorner.com,Bangkalan- Bentor atau becak bermotor modifikasi antara becak dan sepeda motor yang beroperasi didepan pasar tradisional Kecamatan Arosbaya satu tahun belakang ini, perlahan mulai singkirkan keberadaan becak tradisional yang digenjot dengan tenaga manusia. “Dengan ongkos yang sama, orang lebih memilih naik bentor sekarang ini mas,”keluh penarik becak, Musleh, asal desa Buduran Kecamatan Arosbaya, Jum’at (25/1/2013).

Menurutnya, penumpang memilih bentor selain lebih banyak mendapat muatan juga tibanya ditempat tujuan lebih cepat. Beda dengan saya ini, selain sewa becak Rp.10 ribu/hari, mengayuhnya masih pakai tenaga kasar. “Sehari paling saya mendapat penumpang 6 – 7 penumpang dengan penghasilan bersih rata-rata Rp 20 ribu setelah dipotong sewa becak,” terang Musleh.

Kondisi itu berbalik dengan penarik bentor. Seperti yang dirasakan Behri, warga desa Tengket, Arosbaya. Dia mengatakan kalau jumlah penumpang bentor memang lebih banyak dibanding becak tradisional. Sehari minimal 8-10 orang dengan tarif berfariasi. Artinya, kalau jaraknya hanya 2-3 km Rp. 5 ribu lebih dari 3 km hingga 6 km (masuk jalan desa) Rp.6 ribu-Rp.7.500. “Rata- rata setiap harinya pendapatan bersih setelah dipotong premium dan makan sekitar Rp.40 ribu-Rp.50 ribu,” ungkap Behri.

Sementara itu, Camat Arosbaya, A.Hadi mengatakan kehadiran angkutan sejenis becak (bentor) yang memakai sepeda motor bekas sebagai tenaga penggerak becaknya cukup banyak di Kecamatan Arosbaya. Dari pantauan selama beberapa bulan terakhir, becak tradisional nampaknya semakin ditinggalkan dan pelan-pelan seperti tersingkirkan. “Secara keseluruhan jumlah bentor yang beroperasi di 18 desa Kecamatan Arosbaya, mungkin lebih dari 25 unit,” kata mantan Camat Tanjung Bumi tersebut. (yan/krs)

Pos terkait