DPKS Kecam Sikap Arogansi Pjs Rektor Unija

Maduracorner.com. Sumenep-Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (KPKS) menyanyangkan pernyatan Pjs Rektor Unija, yang dinilai terlalu arogan dalam menanggapi tuntutan aksi mahasiswa terkait mahalnya biaya kuliah di kampus tersebut.

Salah seorang anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS), Badrul Arrosi Menyayangkan pernyataan Sjaifurrahman, Pejabat Sementara (Pjs) Rektor Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep, Madura, Jawa Timur, dalam menyikapi tuntutan demo mahasiswa yang mengeluhkan mahalnya biaya kuliyah di Unija.

Menurut Badrul sapaan akrabnya pernyataan Sjaifurrahman yang meminta masyarakat tidak mampu agar tidak kuliyah di Unija, dianggap sudah menggeser tujuan pendidikan, dari mencerdaskan generasi bangsa, menjadi kapitalisme pendidikan .

“Sungguh disayangkan, ini akan membangun image public, bahwa spirit pendidikan sudah bergeser dan tidak lagi bertujuan mencerdaskan generasi bangsa tapi menjadi kapitalisme pendidikan,” ujarnya. Jum’at (06/07/2018).

Badrul menambahkan, Pjs Rektor Unija dalam menyikapi aspirasi mahasiswa yang melakukan aksi, seharusnya jangan sampai menggunakan kalimat yang memancing ketersingungan. Fenomena demo mahasiswa bukan hal yang baru, akan tetapi hal yang wajar dan biasa.

“Kalau komunikasinya bagus antara pimpinan Perguruan Tinggi dan mahasiswa, tidak mungkin sampai ada demo. Jadi kalau sampai ada demo berarti mengindikasikan ada saluran komunikasi yang tersumbat,” terangnya

Badrul juga mengecam pernyataan Sjaifurrahman, yang mengklasterkan perguruan tinggi di Madura. Apalagi mengkalim kampusnya diatas perguruan tinggi swata lain di Madura.

“Pernyataan mengklasterkan kampusnya diatas kampus swasta lain akan memancing reaksi dan ketersinggungan kampus lain. Jadi jangan sampai mengesankan arogansi sektoral,”paparnya.

Sebelumnya Pjs Rektor Unija Sjaifurrahman, menanggapi tuntutan mahasiswa mengatakan, mahasiswa yang tidak mau terhadap kebijakan kampus menpersilahkan untuk sekolah di kampus lain,” keinginan segelintir mahasiswa tetap tidak merubah kebijakan kami, solusinya silahkan mahasiswa yang keberatan untuk kuliah di kampus lain. ( Sai)

Pos terkait