Enam Siswa MA Darut Tauhid Keserupan Saat Kerjakan Soal Unas

Penyelenggara Unas Datangkan 12 paranormal    |   oleh  : A.Shohib

 

siswa MA Swasta kesurupan -Foto : A.Shohib/MC.com
siswa MA Swasta kesurupan -Foto : A.Shohib/MC.com

Maduracorner.com,Bangkalan Memasuki hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional (unas), sebanyak 6 orang siswa Madrasah Aliayah Darut kecamatan Sepulu yang mengkuti Unas di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bangkalan keserupan, ke -6 siswa itu tiba-tiba menjerit-jerit pada saat menyelesaikan soal mata pelajaran Fisika. Begitu ada siswa yang kesurupan, Sekolah penyelenggaran Unas langsung mendatangkan 12 orang para normal untuk menyembuhkan siswa yang secara tiba-tiba kesurupan itu.

Kepala MAN Bangkalan, Fatkhorrahman menjelaskan, peserta unas dari MA Darut Tauhid yang keserupan pada saat mengerjakan soal unas itu adalah Khusnul Khotimah, Kamiyah, Mutmainnah, Rosiyah, Nursiyah dan Rohmah. “Mereka bukan siswa MAN bangkalan,” terang Fatkhorrahman yang juga Ketua Penyelenggara Unas di MAN Bangkalan ini.

Dijelaskan Fatkhorrahman, dengan adanya siswa peserta unas yang kesurupan itu, pihaknya memberikan dispensasi dengan menunda jam Unas kedua, hingga para siswa yang kesurupan itu sadar. “Untuk unas jam kedua dengan mata pelajaran Biologi, kami tunggu hingga anak yang kesurupan normal kembali, baru soal unas kita berikan, penundaan jam ini hanya untuk kelas yang siswanya kesurupan saja, untuk yang lain tetap lanjut sesuai jadwal” tutur Fatkhorrahman.

Dikatakan Fatkhurrohman, begitu ada siswa peserta unas kesurupan, pihaknya langsung mengundang 12 para normal untuk membantu menyembuhkan siswa yang keserupan. “Kasus kesurupan ini sudah kami laporkan ke Disdik,” tuturnya.

Koordinator Tim Independen Wilayah Bangkalan, Indien Winarwati, penundaan waktu unas dan perpanjangan waktu bagi siswa yang kesrupan itu tidak ada masalah. “Ngak apa-apa, asalkan ada pengawas dan kepolisian, dan kasus keserupan peserta unas ini sudah kami laporkan ke Disdik,” terang Indien panggilan akrabnya dosen Unijoyo Madura itu.

Dijelaskan Indien, dalam kasus kesrupan siswa pesetrta unas ini yang ditoleransi hanya perpanjangan dan penundaan waktu saja. “Waktunya yang diberikan kepada siswa 2 jam untuk menylesaikan soal, dan hanya ini yang bisa kami toleransi,” tuturnya.

Yusro salah seorang para normal yang ikut membantu menyembuhkan siswa mengatakan, kasus kesurupan ini terjadi karena pikiran siswa lagi kosong dan mempunyai banyak problem. “Kalau pikirannya kosomg lebih cepat setannya masuk,’ kata Yusro.

Setelah hampir 2 jam para nomal membantu menyembuhkan siswa, ke-6 siswa itu melanjutkan menyelesaikan soal unas jam kedua. (min)

Pos terkait