Jasa “Pak Ogah” di Jalan Akses Suramadu, Sangat Dibutuhkan.

"Pak Ogah" Agim saat menerima uang lelah dari supir truck yang memutar haluan didepan toko suvenir suramadu sisi Madura.mc.com/Sumaryanto
“Pak Ogah” Agim saat menerima uang lelah dari supir truck yang memutar haluan didepan toko suvenir suramadu sisi Madura.mc.com/Sumaryanto

Maduracorner.com,Bangkalan- Keberadaan tenaga sipil sukarela  yang di ibu kota Jakarta lebih dikenal dengan sebutan “Pak Ogah” yang kerap membantu para pengguna jalan sepeda motor, truck yang mau menyeberang atau kendaraan yang mau putar haluan di jalan akses Suramadu sisi Madura ternyata sangat diperlukan.

Sebab banyak bus pengangkut wisatawan lokal dan manca negara yang mampir berhenti di toko suvenir disebelah timur jalan akses dan  mau berputar haluan banyak menggunakan jasa “pak Ogah”,  Apalagi ditempat di tempat berputar haluan atau tempat pindah jalur itu jarang dijaga oleh aparat keamanan, sehingga sering terjadi kecelakaan. “Banyak tabrakan antara kendaraan yang berjalan lurus dengan kendaraan yang mau belok haluan pak,” kata salah seorang penjual suvenir Moh.Hasan kepada Mc.com, Rabu (16/01).

Menurutnya, pada hari-hari biasa, kesibukan polisi “Pak Ogah” mungkin tidak seberapa sibuk, akan tetapi pada hari Sabtu, Minggu dan liburan panjang, “Pak Ogah” yang jumlahnya 2 orang itu sangat sibuk memandu puluhan truck, bus wisata yang datang dari Surabaya dan hendak putar haluan atau pindah jalur mendekati toko suvenir untuk membeli cindramata dari Madura. “Para pengguna jalan dan penggiat usaha di Suramadu sisi Madura tidak berkeberatan dengan keberadaan “Pak Ogah” itu karena merasa dibantu,” ujar Hasan.

Hal Senada disampaikan oleh supir truck puso dari Bangkalan, Rohim dan supir bus wisata, Suwarno dari Surabaya yang parkir didepan toko souvenir di jalan akses Suramadu tersebut.

Menurut mereka, keberadaan “Pak Ogah” sangat membantu dan tidak pernah meminta atau memalak supir yang menggunakan jasanya. “Dikasi Rp.500 maupun Rp.1.000, mereka tidak pernah protes,” terang Rohim.

Sementara itu Syukur dan Agim dua “pak Ogah” warga Desa Sukolilo Kecamatan Labang mengatakan, selama 2 tahun memandu pengguna jalan diakses suramadu sisi Madura yang hendak putar haluan maupun pindah jalur jalan, tidak pernah melakukan pemalakan apalagi memaksa. “Diberi, alhamdulillah, nggak diberi hitung-hitung membantu sambil cari pahala, “ujar Agim.

Dijelaskan dia, pada hari-hari biasa, sehari bisa memperoleh uang antara Rp.50 ribu-Rp 60 ribu, akan tetapi kalau hari Sabtu, Minggu dan liburan panjang, sehari bisa memperoleh Rp.80 ribu-Rp.100 ribu.” Hasilnya kita bagi dua lumayan mas, yang penting dapur tetap ngebul,” pungkas Syukur. (yan/min).

Pos terkait